Dorongan untuk makan ternyata bukan sebatas masalah lapar, khusus pada mereka yang suka terbangun tengah malam dan merasa harus makan, ini karena kerusakan gen penyelaras antara pola makan dan pola tidur.
Perilaku yang disebut night-eating syndrome ini “memaksa” si penderita untuk bangun dan makan dalam porsi yang banyak. Ia tidak akan bisa kembali tidur sebelum perut kenyang. Gangguan ini diklasifikasikan ke dalam gangguan makan. Makanan yang dikonsumsi kerapnya berkalori tinggi, sehingga bisa menyebabkan kegemukan dan obesitas.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Cell Report Mei 2014 lalu dilakukan pada tikus percobaan yang diberi gen jam-tubuh manusia. Mutasi yang berhubungan dengan gen jam-tubuh menyebabkan gangguan tidur, tikus menjadi tidur lebih lama. Namun, tampaknya juga berpengaruh pada pola makan si tikus. Ia menjadi makan lebih banyak dibanding tikus normal, di waktu mereka seharusnya tidur.
Normalnya tikus beraktivitas dan makan mulai pukul 20.00 – 8.00, kemudian tidur. Kekacauan genetik akibat mutasi ini menyebabkan waktu makan saat tikus sadar berkurang, mundur beberapa jam “menabrak” waktu tidur.
Kepala penelitian, Satchidananda Panda dari the Salk Institute di La Jolla, Amerika Serikat mengatakan, “Selama ini orang menganggap sindrom makan tengah malam tidak riil. Penelitian ini membuka pertanyaan lebih lanjut tentang bagaimana pengaturan siklus tidur-makan.”
Perilaku makan dan irama tidur baru ini mengacaukan kerja metabolisme di hati dan jaringan adipose (lemak). Ditunjukkan dengan tikus yang dimodifikasi secara cepat mengalami obesitas.
National Sleep Foundation, AS melansir sebagian besar gangguan makan-tidur ini terjadi pada wanita, mengenai sekitar 1-3% dari populasi umum. Dan sekitar 10-15% mereka yang memiliki gangguan makan tergolong night-eating syndrome.
Banyak dari penderita yang menerapkan diet ketat di siang hari, yang mana menyebabkan rentan mengalami dorongan makan ketika malam. Pada beberapa kasus, berhubungan dengan sejarah peminum alkohol, penggunaan narkoba dan gangguan tidur lainnya. (jie)