Batuk berdahak memang sangat mengganggu. Bila mengenai anak, tidurnya bisa sampai terganggu. Secara umum, batuk berdahak bisa disebabkan oleh infeksi, atau reaksi alergi. Kenali perbedaan gejalanya, seperti diungkapkan oleh Sanofi Medical Expert dr. Riana Nirmala Wijaya, dalam bincang-bincang bertajuk “Jangan Batuk Berdahak Jauhkan yang Dekat” di Jakarta.
- Infeksi virus. Bila disebabkan oleh infeksi virus, biasanya diawali dengan badan terasa ngilu, sejak beberapa hari sebelumnya. Biasanya disebabkan oleh virus penyebab selesma (common cold) seperti rhinovirus. Bisa disertai gejala flu seperti bersin-bersin dan pilek. Infeksi oleh virus akan sembuh sendiri, tapi bisa melemahkan daya tahan tubuh, sehingga bisa terjadi infeksi oportunistik oleh bakteri.
- Infeksi bakteri. Batuk berdahak akibat infeksi alergi sering disertai dengan demam tinggi. “Dahak berwarna kuning atau kehijauan, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri,” terang dr. Riana.
- Alergi. Batuk akibat alergi dan asma terjadi akibat pembengkakan atau iritasi saluran napas, sebagai respon tubuh terhadap allergen. Biasanya muncul batuk kering kronik, tapi bisa pula timbul batuk dengan dahak yang sulit dikeluarkan. Sering pula disertai dengan gejala lain seperti hidung meler, mata gatal dan berair, atau ruam dan gatal pada kulit. Batuk akibat alergi/asma dipicu oleh paparan dengan alergen, yang berbeda pada tiap orang. Misalnya debu, atau makanan tertentu.
Apapun penyebabnya, diperlukan obat khusus untuk batuk berdahak, agar dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan. Misalnya yang mengandung bromhexine, untuk mengencerkan, melepaskan, dan mengeluarkan dahak.
Obat-obat lain diperlukan sesuai penyebab batuk. Untuk infeksi virus akan sembuh sendiri, tanpa tambahan obat lain. “Tapi tetap harus dibantu dengan cukup istirahat, minum air yang cukup, makanan bergizi, dan suplemen vitamin,” tutur dr. Riana.
Baca juga: Mengatasi Batuk Berdahak di Musim Pancaroba
Bila disebabkan oleh infeksi bakteri, “Biasanya pelru antibiotik.” Sebelumnya, dokter akan memastikan dulu apakah benar ada infeksi bakteri, karena konsumsi antibiotik tidak boleh sembarangan. Bila tidak pada tempatnya, justru membuat bakteri menjadi resisten (tidak mempan) dengan antibiotik.
Adapun batuk yang disebabkan oleh alergi/asma, maka faktor pencetusnya harus dihindari. Dokter mungkin juga akan memberi obat-obat antialergi.
Batuk yang disertai dengan demam tinggi >38oC, sesak napas, nyeri dada, atau dahak berwarna merah muda, perlu diwaspadai. Sebaiknya segera ke dokter bila ada gejala-gejala tersebut. Pada anak-anak, waspada bila mereka tidak mau makan, susah menelan, atau menangis terus/rewel. “Lebih baik cepat bawa ke dokter, ditakutkan itu tanda komplikasi yang berbahaya,” ujar dr. Riana.
Ia menyayangkan, banyak yang datang ke UGD dalam kondisi sudah sesak napas. “Makin cepat batuk diobati, makin baik,” tandasnya. (nid)
_________________________________
Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com