Gangguan perilaku makan binge eating membutuhkan penanganan yang serius. Psikolog dan ahli gizi diperlukan untuk menanamkan pemahaman baru tentang makan yang sehat.
Binge eating merupakan gangguan perilaku makan dimana makan merupakan bagian dari pelampiasan emosi, dan si penderita akan merasa bersalah sesudahnya.
Kondisi ini, jika tidak ditangani dapat berdampak pada masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes dan hipertensi, kolesterol tinggi, stres, insomnia, ketergantungan pada obat-obatan. Pada kasus yang parah, bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Penanganannya perlu melibatkan keluarga sebagai pengontrol utama, terutama bila keluarga menjadi masalah utama munculnya perilaku makan yang salah. Perlu mengubah pola pikir yang tidak tepat tentang bentuk tubuh, berat badan, dan pola makan yang mendasari terbentuknya binge eating. “Juga harus dengan konsultasi gizi,” ujar psikolog Tara de Thouars, BA, MPsi.
Baca juga : Mengenal Gangguan Perilaku Makan Binge Eating
Salah satu cara mengubah perilaku penderita binge eating adalah dengan hipnoterapi. Tujuannya untuk memasukkan sugesti baru, yakni pemahaman yang benar tentang konsep berat badan. Termasuk memberi perencanaan makan, dan cara memasak makanan sehat.
Menurut ahli gizi, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, Cht., terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy) juga biasa berikan. Tujuan utama terapi ini yakni membuat penderita sadar, bahwa selama ini makan menjadi pelampiasan emosi.
Terapis akan membantu penderita mengenali pemicu binge eating, dan mengontrol rasa ingin makan. Ada teknik relaksasi dan program penurunan berat badan dengan cara yang sehat. Misal dengan yoga, meditasi dan terapi obat.
10 Langkah Melawan Binge Eating
- Managemen stres. Faktor terpenting dalam mengontrol perilaku binge eating, adalah mencari jalan mengatasi stres dan menekan rasa ingin makan yang besar. Bisa dengan beraktivitas di luar ruang, meditasi atau dengan teknik pernapasan.
- Makan 3x sehari plus camilan sehat. Perlu ketat mengikuti jadwal makan. Melewatkan waktu makan, justru dapat memicu perilaku binge eating muncul kembali.
- Hindari godaan. Kita cenderung makan lebih sering jika memilih junk food dan menyimpan snack tidak sehat di rumah. Minimalkan godaan untuk makan, buang snack favorit.
- Hentikan diet ketat. Menahan lapar akibat diet ketat, justru dapat memicu untuk banyak makan, yang akhirnya tidak terkontrol. Lebih baik, ubah pola makan menjadi lebih moderat. Konsumsi makanan bergizi yang disukai dan makan secukupnya, jangan sampai perut penuh. Tidak makan makanan tertentu sama sekali, justru bisa membuat kita makin “ngidam” makanan tersebut.
- Olahraga. Bukan hanya akan mengurangi berat badan, tapi juga terapi mengatasi stres dan depresi. Mood yang meningkat setelah olahraga, dapat menghentikan rasa ingin makan.
- Lawan rasa bosan. Dari pada ngemil, alihkan diri untuk jalan-jalan, membaca, ngobrol atau mengerjakan hobi.
- Cukup tidur. Pastikan tidur Anda cukup, dan di siang hari saat tak bisa menahan kantuk, tidur 10 menit cukup untuk membantu mengembalikan kesegaran tubuh.
- Dengarkan tubuh. Perlu belajar untuk membedakan lapar karena kebutuhan atau emosi. Jika perut tidak keroncongan, berarti Anda tidak benar-benar lapar. Dengan membiarkan untuk beberapa saat, dorongan untuk makan akan berhenti dengan sendirinya.
- Buat diari makan. Tulis apa saja makanan yang sudah disantap, kapan, berapa banyak dan bagaimana perasaan Anda setelah memakannya. Anda bisa melihat pola, yang menunjukkan hubungan antara mood dengan perilaku binge eating.
- Minta dukungan. Sangat mungkin kalah dari godaan ber-benge eating, ketika Anda tidak mendapat dukungan dari sekeliling Anda. Selain dari profesional, dukungan bisa didapat dari keluarga dan teman. (jie)