Ingin menurunkan berat badan tapi “alergi” dengan obat kimia? Beberapa jenis tanaman diketahui dapat membantu menurunkan berat badan. Daun jati belanda (Guazumae folium) dan akar kelembak (Rhei radix) telah lama digunakan dalam resep tradisional untuk membuat tubuh singset. Tanaman lain yang makin popular yakni Gracilaria sp (rumput laut).
Kelembak atau rhubarb dalam bahasa Inggris dapat menurunkan BB melalui beberapa cara. Salah satunya membantu proses pencernaan. Kelembak sejak lama dikenal sebagai laksatif (pencahar) serta untuk mencegah dan/atau mengatasi sembelit.
Cara kerjanya, merangsang gerakan peristaltik dan kontraksi usus besar, sehingga pembuangan sisa makanan berjalan lancar. Efek lainnya yakni memperbaiki profil lemak, dengan membantu usus mengatur penyerapan lemak.
Akar kelembak mampu menurunkan kolesterol dengan menghambat squalene epoxidase, enzim yang berperan dalam sintesa kolesterol. Penelitian oleh Liu Y, dkk (2008) pada kelinci dengan plak aterosklerosis dan diberi makan diet tinggi kolesterol menunjukkan, pemberian ekstrak kelembak atau simvastatin (obat penurun kolesterol) memperbaiki profil lemak dan menurunkan kerusakan plak, dibandingkan kelompok kontrol.
Pada manusia, Goel V, dkk (1997) meneliti efek kelembak pada pria dengan hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi). Konsumsi kelembak selama 4 minggu menurunkan total kolesterol dan kolesterol ‘jahat’ (LDL).
Penelitian Liu (2007) juga melaporkan, koresponden yang mengonsumsi kelembak mengalami penurunan LDL dibandingkan yang menerima plasebo (obat kosong) dan saat sebelum terapi.
Jati belanda dan rumput laut
Ada pun jati belanda bekerja dengan mengendapkan mukosa protein, yang melapisi permukaan bagian dalam usus. Ini membuat lapisan mukosa usus sulit ditembus sehingga penyerapan lemak berkurang.
Zat lain yakni musilago, serat berbentuk lendir dan melicinkan usus, yang dapat menghambat penyerapan lemak, gula dan kolesterol dari makanan.
Yosie Andriani HS, dari Laboratorium Biokimia IPB meneliti efek daun jati belanda terhadap kadar lipid darah (total plasma cholesterol/ TPC, trigliserida, LDL dan HDL ) pada kelinci. Hasilnya, kadar TPC, LDL dan trigliserida pada kelompok yang mendapat esktrak daun ini turun dan HDL naik, dibandingkan kelompok kontrol.
Dan Gracilaria sp atau alga laut yang berwarna merah, sangat kaya serat, dapat melancarkan buang air besar dan profil lemakpun membaik. Xiao Mei-Tian, dkk (2010) meneliti efek hipolipidemia pada serat Gracilaria sp (Gracilaria dietary fiber atau GDF). Setiap hari selama 4 minggu, tikus hiperlipidemia diberi GDF dengan dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB, dan oat sebagai kontrol.
Hasilnya, GDF secara signifikan menurunkan kolesterol total, trigliserida dan LDL serta meningkatkan HDL. Disimpulkan, GDF potensial untuk mengatur metabolisme lemak dan memperbaiki luka oksidatif akibat makanan tinggi lemak.
Saat ini ekstrak tanaman-tanaman tersebut telah dikemas dan terjual di apotek. (nid)