Trend kesehatan global berubah dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular. Penelitian dan usaha medis fokus pada diagnosis, pengobatan dan pencegahan faktor risiko tradisional kardiovaskular (diabetes, merokok, hipertensi, dan hiperlipidemia). Penelitian terakhir menunjukkan, faktor risiko dari lingkungan juga dapat meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular.
Peningkatan jumlah pabrik, kendaraan, polusi dan kebisingannya terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit metabolik. Salah satu kondisi lingkungan yang sangat mengganggu dengan kebisingannya adalah kemacetan kendaraan.
Penduduk kota besar pasti sudah familiar dengan hiruk - pikuk kemacetan, yang terjadi pagi sampai malam hari. Penelitian terbaru dari Munzel (2018) menguatkan bahwa lingkungan yang bising, seperti pada kemacetan, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini memunculkan kebisingan kendaraan sebagai emerging risk factor, yang tidak boleh dianggap sepele.
Penelitian Munzel (2018) menjelaskan, suara kendaraan dihubungkan dengan stress oksidatif, disfungsi pembuluh darah, ketidakseimbangan autonom, dan kelainan metabolik yang berpotensi mempengaruhi perkembangan faktor risiko kardiovaskular, seperti hipertensi pembuluh darah arteri, diabetes dan atherosklerosis. Paparan kebisingan yang lama dan terus menerus, terutama pada malam hari, dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, gagal jantung dan hipertensi. Juga terbukti dapat mengurangi kualitas tidur dan meningkatkan kadar hormon stres.
Reaksi stres kronik dengan mengaktivasi sistem saraf dan hormon stres (kortisol), memicu disfungsi dinding pembuluh darah melalui induksi stres oksidatif dan peradangan pembuluh darah. Stres juga meningkatkan tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak dan kekentalan darah. Gabungan dari mekanisme ini memperburuk progres penyakit kardiovaskular. (Ade Saputri, Mahasiswa FK UGM)