Buah delima dengan biji-bijinya yang merah menyala, selain enak dilihat dan dimakan, khasiatnya luar biasa. Menurut sejumlah penelitian, buah yang berasal dari Iran sampai pegunungan Himalaya ini sumber antioksidan alami untuk kulit.
Delima kaya akan vitamin dan mineral. Mengandung vitamin C (15%), asam pantothenic (9%), potassium (11%), besi (3%) dan serat (4%). Pigmen merahnya berupa anthocyanin dan mengandung polyphenol yang adalah antioksidan.
Menurut penelitian Howard Murad, M.D., ahli kulit dari University of California, Los Angeles, Amerika Serikat, delima mengandung polyphenol unggulan, salah satunya asam ellagic. Zat ini merupakan “pemburu” radikal bebas yang kuat dan secara signifikan meningkatkan antioksidan dalam tubuh yang disebut glutathione. Antioksidan membantu melindungi DNA dari kerusakan akibat radikal bebas. Glutathione juga membantu regenerasi hormon estrogen, yang antara lain berfungsi melindungi sel-sel kulit.
“Asam ellagik mencegah pembentukan enzim berbahaya, yang menyebabkan sel tumbuh di luar kontrol yang adalah tanda-tanda kanker. Melalui upaya pencegahan, asam ellagik dan polyphenol lainnya mengatur perubahan sel, dan memberi waktu pada sel untuk memecah secara normal dalam bentuk sempurna. Asam ellagik juga memperkuat membran sel, sehingga mencegah hilangnya cairan dari dalam sel,” papar Howard.
Untuk membuktikan bahwa buah delima bermanfaat bagi kesehatan kulit dalam melawan paparan sinar matahari, Howard mengadakan penelitian dengan 8 subyek (5 wanita dan 3 pria), usia 18 – 60 tahun dengan berbagai tipe kulit. Penelitian itu menggunakan ekstrak delima dalam bentuk oral (ditelan) dan topikal (dioles).
Subyek diukur minimal erythema dose (MED) – melihat tingkat kemerahan pada kulit setelah terpapar sinar UV selama 24 jam. Kemudian mereka diberi 4 formula lotion anti sinar UV dengan SPF (sun protection factor) 4 dan 8, dengan dan tanpa tambahan ekstrak delima. Subyek diamati selama 5 hari. Pada observasi terakhir, subyek menjalani MED lagi. Hasilnya menunjukkan penambahan ekstrak buah delima menguatkan SPF 25% melawan paparan sinar matahari.
Baca juga : Delima Hambat Kanker Pada Laki-Laki
Penelitian lain oleh University of Wisconsin, AS, tahun 2003, tentang efek antitumor kulit buah delima. Dibandingkan reaksi ekstrak delima pada bayi tikus terhadap injeksi TPA (12-0-tetradecanoylphorb-13-acetate).
Itu adalah zat kimia yang bisa membangkitkan sel kanker, ditunjukkan dengan peningkatan pembelahan sel (hyperplasia) dan edema (meningkatan cairan di luar sel dan pembuluh darah). Penggunaan ektrak delima pada kulit bayi tikus selama 30 menit sebelum pemberian TPA, secara signifikan menunjukkan penghambatan edema dan hyperplasia.
Diuji juga ekstrak pomegranate / delima pada pembentukan tumor kulit. Pada hewan yang mendapatkan ekstrak pomegranate terjadi penurunan kejadian tumor. Sementara pada kelompok yang diinjeksi TPA, semua tikus memiliki tumor setelah 16 minggu.
“Efek perlindungan dan penyembuhan promegranate sangat penting saat ini, sejalan dengan meningkatnya kejadian kanker kulit yang lebih cepat dibanding kanker lain di negara barat. Pemakaian lotion pelindung kulit saja tidak cukup,” ujar Howard. (jie)