Menikmati secangkir kopi panas atau segelas cappuccino dingin, siapa yang menolak? Dina (30 tahun), staf marketing di perusahaan multinasional pun tidak. Hanya saja, giginya ngilu bila makan / minum yang panas atau dingin, karena ia memiliki gigi sensitif.
Survei oleh Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Bandung, di lima kota besar Indonesia (Oktober 2009) menunjukkan, 65% orang Indonesia mengalami gigi sensitif dan hanya 19% yang berobat ke dokter gigi. Seperti Dina, 83% responden mengeluh giginya ngilu ketika mengonsumsi makanan / minuman dingin.
Gigi sensitif terjadi karena dentin mendapat rangsangan dari luar, baik suhu (dingin/panas) atau gesekkan. Pada dentin, terdapat tubulus (saluran-saluran kecil) yang menuju saraf gigi. Rangsangan menyebabkan cairan di tubulus bergerak (mekanisme hidrodinamik) dan merangsang saraf gigi; muncullah rasa ngilu yang tajam dan singkat.
Gigi dilapisi email yang keras dan dentin terdapat di bawahnya. Akar gigi tidak dilindungi email, maka ketika terjadi resesi gusi (gusi turun) dentin terekspos oleh lingkungan mulut. Gusi turun adalah penyebab utama gigi sensitif. Ini terjadi akibat kebersihan mulut kurang baik; plak (kumpulan bakteri) menumpuk.
“Ini mengaktifkan sistem imun untuk melawan. Mekanisme ini akhirnya menyebabkan gusi turun,” ujar Fred Schäfer, peneliti senior di Global Research&Development Oral Care Unilever, Inggris. Reaksi ini seperti autoimun; tubuh ingin melawan benda asing, tapi malah merusak tubuh sendiri.
Gigi sensitif bisa diatasi dengan dua cara: menginterupsi saraf gigi, dan memblok / menghalangi permukaan tubulus dentin. Zat yang bekerja dengan cara pertama misalnya potassium citrate, yang mendepolarisasi saraf sehingga nyeri berkurang.
Yang kedua yakni zat yang bekerja mengembalikan mineralisasi gigi, misalnya fluoride dan kalsium. “Perkembangan tekonologi terbaru menggabungkan keduanya dalam pasta gigi,” ujar Fred. Yakni, kombinasi potassium citrate dan hydroxyapatite (HAP).
HAP adalah mineral yang membentuk matriks gigi dan merupakan nucleator. Sebagai nucleator, HAP yang ada di permukaan gigi akan merangsang pembesaran ion kalsium dan fosfat di gigi. Akhirnya, tubulus pada dentin tertutup. Keistimewaan lain, HAP bisa menyatu dengan komponen-komponen lain di pasta gigi. “Tidak terjadi reaksi yang saling bertolak belakang,” ujar Fred.
HAP efektif mengurangi ngilu akibat gigi sensitif dalam 30 detik. Selain itu, penelitian in-vitro quantity test dengan SECM (scanning electron chemical microscope) oleh Universitas Warwick, Inggris, menunjukkan, HAP mengurangi 30% aliran rangsangan yang memicu keluhan gigi sensitif.
Komponen lain seperti zinc dan flouride, tidak kalah penting. Zinc citrate berfungsi sebagai anti plak, sehingga mencegah resesi gusi. Fluoride melindungi gigi dan mencegah gigi berlubang. Pasta gigi dengan HAP dapat digunakan dalam jangka panjang, untuk mengatasi keluhan gigi sensitif dan mencegahnya kambuh kembali. (nid-jie)