Rerata perempuan ingin memiliki tubuh langsing. Sayang, tak sedikit yang ingin cara instan. Padahal, belum tentu aman dan sehat. “Banyak perempuan yang merusak indung telurnya sendiri, dengan mengonsumsi obat-obatan pelangsing,” sesal Prof. Dr. dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG-KFER, Guru Besar FK Universitas Indonesia, Jakarta.
Cukup banyak yang mengonsumsi obat pelangsing yang tidak jelas kandungan dan cara kerjanya. Apalagi di zaman ol-shop sekarang ini. Bebagai obat dan suplemen bisa mudah kita beli, tanpa kita pernah benar-benar tahu keamanan dan/atau keasliannya.
“Pasien menopause dini yang datang kepada saya, 60% mengaku minum obat pelangsing,” ujar Prof. Ali. Ia menemukan kasus seperti ini sejak praktik tahun 1990, dan dewasa ini trennya cenderung naik. Usia termuda yang pernah ditemukan berusia 25 tahun, “Paling banyak usia 35-40 tahun.”
Obat tertentu memangdapat menekan produksi berbagai hormon di otak. Jika keadaan ini terus berlanjut, otak tidak lagi memproduksi hormon, padahal tubuh masih membutuhkannya. Hal ini memengaruhi seluruh tubuh, termasuk indung telur, yang pada akhirnya terjadilah menopause dini.
Obat pelangsing juga bisa meningkatkan pembuangan air seni. Selain merusak ginjal, hal ini dapat mengganggu sirkulasi darah di indung telur sehingga organ tubuh ini kekurangan nutrisi. Jika indung telur telanjur rusak, tidak bisa diperbaiki.
Memperbaiki pola makan dan rutin olahraga, adalah cara terbaik mendapatkan tubuh langsing. Jika membutuhkan obat, gunakan hanya yang diresepkan oleh dokter, dan konsumsilah secara bijak. Obat hanya membantu, perbaikan pola hidup tetap yang utama. (nid)