glutathione suplemen kesehatan wanita dan ibu menyusui

Suplementasi untuk Kesehatan Wanita dan Ibu Menyusui

Wanita modern saat ini dituntut untuk memiliki peran lebih, sebagai ibu bagi anak-anak dan pendamping suami, sekaligus juga memiliki kesempatan luas untuk mengejar karier. Masalahnya, seringkali asupan makanan tidak cukup bergizi untuk menopang kesehatan seorang wanita, apalagi pada kondisi khusus misalnya sebagai wanita aktif dan menyusui.

Glutathione, biasa digunakan sebagai suplemen kulit, ternyata memiliki manfaat lebih dari itu untuk wanita aktif. Ia disebut juga sebagai Mother of Antioxidant karena efek antioksidannya sangat kuat dan menyeluruh dibutuhkan hampir seluruh sel tubuh kita.

Glutathione merupakan antioksidan endogen yang diproduksi secara alami oleh hati, dan sangat penting dalam pembuatan DNA sel, menunjang daya tahan tubuh, membantu kerja berbagai enzim tubuh, regenerasi vitamin C dan E, detoksifikasi zat-zat berbahaya di dalam tubuh, sampai membantu mengatur program kematian sel yang sudah lemah secara alami (apoptosis) sehingga tidak menjadi racun di tubuh kita.

Sayangnya karena banyak hal, kadar glutathione dalam tubuh bisa berkurang, misalnya akibat kurang nutrisi, kondisi lingkungan yang toksik dan stres, juga karena penuaan. Di sinilah pentingnya asupan glutathione dari luar. Glutathione dari makanan memiliki syarat khusus agar bisa bermanfaat di dalam tubuh yaitu tidak diolah menggunakan pemanasan karena kadar antioksidannya tidak dapat maksimal dengan adanya pengolahan atau pemanasan diantaranya banyak terkandung dalam brokoli, okra, kembang kol dan bok choy, alpukat, bawang putih dan bawang bombay, kacang-kacangan, telur dan daging. Oleh karena itu memenuhi kadar glutathione dan meningkatkannya bisa didapatkan dari suplemen.

Manfaat glutathione sebagai antioksidan kuat diantaranya adalah :

1. Mengurangi stres oksidasi

Stres oksidasi terjadi saat ada ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk melawannya. Kadar stres oksidasi yang terlalu tinggi merupakan penyebab banyak penyakit kronis, seperti diabetes, rheumatoid arthritis, hingga kanker.  

Artikel di Journal of Cancer Science and Therapy menerangkan bila kekurangan glutathione akan meningkatkan kondisi stres oksidasi yang bisa memicu kanker. Sebaliknya, meningkatkan kadar glutathione dalam tubuh sama dengan memperbaiki kadar antioksidan dan daya tahan terhadap stres oksidasi pemicu kanker.

2. Mengurangi kerusakan sel di hati

Hepatitis, konsumsi alkohol berlebihan dan penyakit perlemakan hati akan merusak sel-sel di hati. Ini adalah penyakit yang banyak diderita masyarakat modern.

Riset Yasushi Honda dari Department of Gastroenterology and Hepatology, Yokohama City University Graduate School of Medicine, Jepang menjelaskan suplementasi glutathione 300 mg/hari (selama 4 bulan) memiliki manfaat positif pada penderita perlemakan hati nonalkohol, dibarengi perubahan gaya hidup.

3. Menjaga fungsi dan kesehatan otak

Kadar glutathione yang rendah di otak dikaitkan dengan kesehatan otak dan fungsi kognisi yang tidak optimal, seperti penurunan daya ingat, konsentrasi dan daya nalar.

Penelitian di International Journal of Molecular Science menunjukkan bila glutathione membantu menjaga keseimbangan yang mempengaruhi fungsi neuron (sel otak). Ini utamanya penting karena jaringan otak sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh, yang sangat rentan terhadap stres oksidasi. Wanita yang aktif tentunya ingin menjaga otaknya tetap ‘tajam’ sehingga mampu menyelesaikan banyak tugas, bahkan multitasking, dengan baik.

4. Detoksifikasi

Glutathione juga penting dalam sistem pengeluaran racun (detoksifikasi) tubuh. Mark Hyman MD, direktur dari The UltraWellnes Center, di AS mengatakan, “Racun akan menempel pada glutathione, yang kemudian membawanya ke empedu, dan dibuang bersama feses (tinja).”

5. Mempercantik dan mencerahkan kulit

Glutathione telah lama dimanfaatkan sebagai suplemen untuk kesehatan kulit; kulit yang sehat menggambarkan kondisi kesehatan secara umum.

Penelitian di Thailand oleh Sinee Weschawalit, dkk, membuktikan wanita yang mengonsumsi suplemen glutathione 250 mg/hari, selama 12 hari, memiliki indeks melanin (pigmentasi) dan ultraviolet spot – seperti di wajah dan tangan – lebih rendah dibandingkan kelompok plasebo.  Subjek yang menerima suplemen glutathione juga mengalami pengurangan kerutan yang signifikan dan peningkatan elastisitas kulit, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan plasebo. Glutathione membantu membuat kulit lebih kenyal, kencang dan mempertahankan lebih banyak kelembapan. 

Baru-baru ini beberapa penelitian terpublikasi juga menyebutkan bahwa Glutathione bermanfaat penting dalam kesehatan pernafasan termasuk mencegah dan membantu kondisi infeksi Covid-19. Dosis 2 x (2x500 mg) membantu kondisi sesak nafas pasien Covid-19, sedangkan dosis pemeliharaan 1 x 500 mg per hari direkomendasikan untuk daya tahan tubuh, kesehatan paru dan mencegah infeksi di masa pandemi.

Suplementasi ibu menyusui

Salah satu fase kehidupan seorang wanita adalah periode menyusui. Untuk memastikan kualitas dan kuantitas ASI yang baik, ibu bisa mengkonsumsi suplemen ekstrak daun katuk dan daun torbangun.

Daun katuk (Sauropus androgynus) selain mengandung asam folat dan antioksidan, ia mengandung flavonoid yang bisa meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin adalah hormon yang berperan dalam produksi ASI, sedangkan oksitosin atau ‘hormon cinta’ yang akan merangsang keluarnya ASI.

Sa’roni, dkk (Litbang Depkes, 2004) meneliti efek daun katuk pada 96 ibu menyusui di Yogyakarta. Mereka dibagi menjadi dua kelompok: kelompok ekstrak daun katuk dan kelompok placebo (mendapat obat kosong). Ditemukan bahwa kelompok yang mengonsumsi ekstrak daun katuk (300 mg, 3X1 tablet/hari) selama 15 hari mengalami peningkatan produksi ASI hingga 50,7%.

Tak kalah hebatnya adalah manfaat daun torbangun (Coleus amboinicus Lour). Tanaman yang oleh masyarakat Sumatra Utara ini disebut bangun-bangun ini telah dipakai dan dipercaya turun temurun selama ratusan tahun lalu sebagai pelancar ASI dan membantu pemulihan pasca persalinan.

Beberapa penelitian pun sudah membuktikan khasiat daun bangun-bangun sebagai laktogogue. Diantaranya diungkapkan oleh peneliti asal Indonesia kepada dunia dalam Australian Summit dan masuk dalam Handbook Breastfeeding Belanda sebagai zat pelancar asi yang efektif meningkatkan volume dan kualitas ASI. Bahkan dalam penelitiannya tersebut, daun torbangun lebih baik dalam meningkatkan volume ASI ibu menyusui dibandingkan penggunaan pelancar ASI selama ini yaitu biji fenugreek dan ekstrak placenta.

Oleh karena itu sinergisasi kedua tanaman ini akan sangat baik dan maksimal dalam melancarkan kuantitas maupun kualitas ASI serta nutrisi yang baik bagi ibu dan bayi. (jie)

_____________________________________________

Ilustrasi: Food photo created by senivpetro - www.freepik.com