Operasi Bypass untuk Mengatasi Penyakit Jantung Koroner | OTC Digest
operasi_bypass_jantung

Operasi "Bypass" untuk Mengatasi Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner antara lain bisa diatasi dengan operasi bypass jantung. Operasi ini umumnya baru disarankan bila ada penyumbatan lebih dari 50% di lebih dari 2 atau 3 titik di pembuluh darah jantung, sehingga menyebabkan kerusakan otot jantung. “Alasan utama dilakukannya operasi bypass adalah terjadinya sumbatan pada arteri koroner yang cukup parah, yang tidak dapat diatasi dengan angioplasti,” terang dr. Dedi Afandi, Sp.JP(K), FIHA.

Angioplasti dalam bahasa awam biasa disebut pemasangan ring (sten), untuk membuka arteri yang tersumbat. Berbeda dengan operasi bypass yang merupakan operasi besar, angioplasti dilakukan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui lubang yang dibuat pada paha dalam atau lengan.

(Baca juga: Ancaman Serangan Jantung saat Liburan)

Operasi bypass jantung dalam istilah asing disebut Coronary Artery Bypass Graft (CABG). Menurut dr. Dedi, sasaran dilakukannya operasi ini adalah mengurangi gejala penyakit arteri koroner (termasuk angina), sehingga pasien bisa menjalani kehidupan yang normal dan mengurangi risiko serangan jantung atau masalah jantung lainnya.

 

Lebih jauh soal CABG

CABG dilakukan dengan membuat saluran baru melewati bagian arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan. Seperti pembuatan jalan bypass untuk mengatasi jalanan yang macet. Tujuannya, agar kekurangan pasokan darah termasuk oksigen ke bagian ujung dari penyempitan, bisa diatasi.

Saluran baru yang dipasang sebagai pengganti arteri biasanya diambil dari pembuluh darah di bagian tubuh lain pasien. Jika diambil dari pembuluh darah di tangan dan di bawah dinding dada, bisa bertahan selama 20 – 25 tahun bebas serangan jantung koroner. Sedangkan bila pembuluh darah pengganti diambil dari kaki, bisa bebas serangan jantung koroner sekitar 10 – 15 tahun pasca operasi by pass. “Pembuluh darah yang sering diambil adalah pembuluh darah arteri susu (left internal mammary artery) dan pembuluh darah vena savena (pembuluh darah balik di kaki bawah),” jelas dr. Dedi.

(Baca juga: Penyakit dari Mulut Turun ke Jantung)

Dinyatakan bahwa CABG dilakukan dengan membuka dada. Ini melibatkan pemotongan tulang dada untuk menguak bagian kanan dan kiri dada, sehingga jantung bisa terlihat jelas. Pembuluh darah baru kemudian diambil lewat pembedahan dan dijahitkan ke sekeliling bagian yang tersumbat. Pembuluh cangkok ini memasok darah beroksigen ke bagian jantung yang membutuhkannya, sehingga ‘mem-bypass’ arteri yang tersumbat dan memulihkan aliran darah ke otot jantung.

Data penelitian menunjukkan, tingkat kesuksesan operasi bypass adalah 95 – 98%. Sekitar 2 – 5% dari pasien mengalami komplikasi, termasuk meninggal dunia. Dan sekitar 1% pasien yang menjalani operasi bypass jantung mengalami stroke pasca pelaksanaan operasi, khususnya pada pasien yang memiliki plak sepanjang pembuluh darahnya karena berisiko mengalami perpindahan plak tersebut ke otak.

Apa yang harus dilakukan pasca operasi bypass agar tubuh cepat kembali pulih? Simak penjelasannya di sini. (puj-nid)