Hubungan Mesra Hipertensi dan Stroke
hipertensi_stroke

Hubungan Mesra Hipertensi dan Stroke

“Saat ini, 3 dari 10 penduduk Indonesia usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi,” ungkap spesialis saraf dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, dalam siaran pers yang diterima OTC Digest. Ini berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 yang menyatakan bahwa prevalensi hipertensi pada orang dewasa mencapai 34,1%, naik dari 25,8% pada Riskesdas 2013.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah pembunuh senyap. Penyakit ini merupakan penyebab utama stroke di seluruh dunia, tak terkecuali negara kita. Stroke yang ditimbulkan hipertensi bisa berupa stroke iskemik (penyumbatan) maupun stroke hemoragik (perdarahan), dengan mekanisme berbeda.

Baca juga: Waspadai Gagal Ginjal akibat Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi lambat laun merusak elastisitas pembuluh darah di otak. “Akibatnya pembuluh darah menebal, dan mudah terbentuk plak. Kondisi ini akan membuat pembuluh darah menyempit dan akhirnya tersumbat,” dr. Eka menjelaskan soal terjadinya stroke iskemik. Sumbatan pada pembuluh darah memutus suplai oksigen dan nutrisi ke otak, sehingga sel-sel saraf otak rusak bahkan bisa mati bila sumbatan tak segera ditangani.

Hipertensi yang berlangsung kronis juga bisa menyebabkan penipisan dinding pembuluh darah arteri yang lebih kecil, dan terbentuk gelembung yang bisa pecah kapan saja. “Darah yang keluar dari pembuluh darah akan menekan sel-sel saraf otak di sekitarnya, hingga menimbulkan kerusakan,” jelasnya. Tubuh sebenarnya memiliki kemampuan untuk menyerap dan membersihkan darah tersebut. “Bila perdarahan tidak luas, pemuluhan akan lebih baik daripada stroke iskemik. Namun bila perdarahan luas, akibatnya fatal,” imbuh dr. Eka.

Baca juga: Hipertensi, Faktor Risiko Demensia

Data dari Indonesian Stroke Registry yang dilakukan di 18 rumah sakit pada 2014, menunjukkan, dari 5.411 pasien stroke, 67% merupakan stroke iskemik dan 33% stroke hemoragik. Pada tingkatan glonal, insiden stroke iskemik jauh lebih tinggi, yakni 80 – 85%; stroke hemoragik hanya 15 – 20%.

Gejala stroke selalu muncul mendadak. Yang membedakan adalah progresivitas penyakit; ada yang bertahap diawali dengan serangan ringan dulu, ada yang langsung berat. Gejala stroke bisa berbeda-beda, tergantung dengan fungsi bagian otak yang terkena serangan. Gejala paling umum antara lain dan paling mudah dikenali yakni bila mengenai fisik. Misalnya kelumpuhan anggota gerak di satu sisi, kesemutan, wajah mencong, dan pelo. Namun, gejala juga bisa berupa gangguan perilaku, sehingga tak jarang penderitanya dianggap mengalami gangguan jiwa.

Baca juga: Cara Aman Hamil dengan Hipertensi

Gejala lain yang kerap muncul tapi mungkin terabaikan berhubungan dengan kemampuan/fungsi sehari-hari. Misalnya gangguan bahasa, gangguan memori, gangguan penglihatan, gangguan menelan, gangguan koordinasi dan keseimbangan, dan suara menjadi sengau. Stroke adalah penyakit berat. Seperti pasien stroke bisa pulih, sepertiga cacat seumur hidup, dan sepertiga lainnya meninggal dunia.

Hipertensi sebagai penyebab utama stroke, harus menjadi perhatian. Usia harapan hidup yang meningkat, secara alami akan meningkatkan pula jumlah penderita hipertensi di Indonesia. Dan kini, hipertensi mulai mengintai usia muda, akibat pola hidup sedenter (tidak aktif bergerak) dan pola makan tinggi gula, garam dan lemak. Penting memeriksakan tensi secara rutin. (nid)