Penyakit Kronis bisa Sebabkan Gangguan Pendengaran
diabetes_ginjal_gangguan_pendengaran

Penyakit Kronis bisa Sebabkan Gangguan Pendengaran

Penyakit degeneratif kronis tidak hanya mengancam nyawa. Kerap terluapakan bahwa penyakit kronis juga bisa menggangu pendengaran. Meski terkesan ringan, sebenarnya ini sangat menurunkan kualitas hidup, dan banyak terjadi. “Gangguan pendengaran akibat penyakit-penyakit kronis cukup banyak dijumpai di Klinik Audiologi. Terutama pada kasus dewasa dan orang lanjut usia, di mana faktor degenerasi akibat usia mulai ikut berperan,” ujar Dr. dr. Siti Faiza Abiratno, M.Sc, Sp.THT-KL dari RS Premier Bintaro.

Pada dasarnya, semua penyakit yang berdampak pada aliran atau sirkulasi darah dapat menyebabkan gangguan fungsi dengar. Termasuk di antaranya gangguan metabolisme gula dan lemak, dan penyakit ginjal.

Baca juga: Anak Penyandang Diabetes Tidak Boleh Gemuk, Kenapa?

Cukup banyak studi yang menganalisis hubungan antara diabetes mellitus (DM) dan gangguan pendengaran. Misalnya studi meta-analisis oleh Horikawa C, dkk (The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, 2013). Studi tersebut menemukan bahwa lebih tingginya prevalensi gangguan pendengaran pada pasien diabetes dibandingkan pasien nondiabetik, tanpa memandang usia. Analisis dilakukan berdasarkan 13 studi terpercaya, dengan total 20.194 pasien dan 7.377 kasus.

Belum sepenuhnya diketahui mengapa diabetes bisa mengganggu pendengaran. Diduga, kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di telinga dalam. Sel-sel rambut di sana (stereosilia) sangat tergantung pada sirkulasi darah. Terganggunya sirkulasi darah bisa merusak stereosilia, dan stereosilia tidak mengalami regenerasi. Gangguan pendengaran yang muncul pun bersifat permanen.

“Memang secara umum diabetes bisa menimbulkan gangguan saraf halus atau neuropati,” ujar Dr. dr. Aris Wibudi, Sp.PD-KEMD, Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI). Ia melanjutkan, kasus gangguan pendengaran akibat diabetes cukup banyak terjadi.

Baca juga: Waspadai Gangguan Pendengaran pada Diabetesi

Tentu, tidak semua pasien diabetes akan mengalami gangguan pendengaran. “Ada gen-gen tertentu yang ikut berperan. Jadi selain faktor diabetes, juga ada faktor kerentanan yang ditentukan oleh genetik,” ungkapnya. Kerentanan gen berbeda pada tiap orang. Ada pasien diabetes yang rentan terhadap gangguan pendengaran, ada yang rentan terkena stroke, penyakit jantung, ginjal, dan sebagainya.

Gangguan pendengaran pada pasien penyakit ginjal kronis juga telah dibuktikan dalam studi. Misalnya yang dilakukan di Australia, dengan memeriksa rekam medis 2.564 orang usia 50 tahun ke atas. Sebanyak 513 di antaranya memiliki penyakit ginjal kronis (PGK) moderat. Ditemukan bahwa 54,4% pasien PGK tersebut mengalami gangguan pendengaran, dibandingkan 28,3% tanpa gangguan ginjal. Gangguan pendengaran berat dialami oleh hampir 30% pasien PGK, dibandingkan 10% orang tanpa PGK.

Baca juga: Risiko Penyakit Ginjal dan Kehamilan

Ditengarai, korelasi antara PGK dan gangguan pendengaran tampak pada kesamaan struktural dan fungsional antara jaringan pada telinga bagian dalam dan yang di ginjal. Toksin yang terakumulasi akibat gagal ginjal bisa berusak saraf, termasuk yang ada di telinga dalam. Beberapa pengobatan ginjal juga bisa memengaruhi pendengaran.

“Secara fisiologis, ginjal memiliki beberapa kesamaan dengan reseptor saraf di koklea,” ujar Dr. dr. Siti. Perkembangan organ koklea dan ginjal dapat dipengaruhi oleh faktor genetik herediter yang sama seperti pada sindrom Alport dan sindrom Branchio-oto-renal. Bagaimana mengenali gangguan pendengaran, dan seperti apa pemeriksaannya? Berikut penjelasannya. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by Gerd Altmann from Pixabay