Mengenal Kanker Prostat yang Menjangkiti Rudy Wowor | OTC Digest
rudy_wowo_meninggal_kanker_prostat

Mengenal Kanker Prostat yang Menjangkiti Rudy Wowor

Berita duka datang dari dunia hiburan Indonesia. Aktor senior Rudolf Cabesius Soemolang Wowor atau lebih dikenal sebagai Rudy Wowor, tutup usia pada Jumat (05/10/2018). Dikabarkan, aktor kelahiran 13 Desember 1943 ini meninggal dunia akibat kanker prostat, yang dideritanya sejak 2010. Kankernya sudah menyebar (bermetastasis) ke organ tubuh lain. Setelah berjuang selama delapan tahun, Rudy Wowor akhirnya beristirahat dalam damai di usia 74 tahun.

Di dunia, kanker prostat menduduki posisi 2 kanker terbanyak pada laki-laki (setelah kanker paru), dengan insiden 29,3/100.000 orang (data Globocan 2018). Di negara Barat, kanker prostat adalah kanker yang paling banyak menjangkiti laki-laki. “Di Asia, insidennya relatif rendah,” ujar Prof. Dr. dr. Rainy Umbas, Ph.D, Sp.U dalam sebuah kesempatan.

Di Indonesia, kanker paru masih menjadi nomor wahid untuk kanker pada laki-laki. Namun bukan berarti kanker prostat boleh disepelekan. Tahun 2002, kanker ini menduduki peringkat 6; berdasarkan data Globocan 2018, kini naik jadi peringkat 5 kanker terbanyak pada laki-laki, dengan 11.371 kasus baru pada 2018.

Baca juga: Mencegah Pembesaran Prostat

Pakar hematologi-onkologi medik Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP menjelaskan, kita termasuk beruntung karena faktor risiko terjadinya kanker prostat memang tidak terlalu besar. “Ras kita tidak termasuk yang berisiko tinggi. Negara kita juga kaya akan sinar matahari,” ujarnya dalam sebuah kesempatan. Selain itu pola makan kita umumnya tidak terlalu banyak yang tinggi lemak; sebaliknya kita banyak makan kacang kedelai dan produk olahannya seperti tahu dan tempe.

Ia melanjutkan, salah satu faktor utama peningkatan kanker prostat yakni meningkatnya usia harapan hidup orang Indonesia, bahkan hingga >70 tahun. “Kanker prostat banyak terjadi di usia lanjut,” ujar Dr. dr. Aru. Bila bercermin pada Rudy Wowor, aktor legendaris tersebut terkena kanker prostat di usia 66-67 tahun.

Baca juga: Pengaruh Hormon pada Prostat

Pencemaran logam berat juga meningkatkan risiko kanker prostat. Selain itu juga kegemukan dan merokok. “Merokok membuat kanker prostat menjadi agresif. Secara umum, rokok memicu peradangan di dalam tubuh,” terang Prof. Rainy.

Kanker prostat adalah pembunuh diam-diam. “Datangnya tidak ketahuan karena tidak selalu ada gejala,” lanjut Prof. Rainy. Umumnya, kanker prostat baru terdeteksi ketika seseorang melakukan pemeriksaan untuk keluhan lain, atau tak sengaja ditemukan saat medical check up.

Gejala kanker prostat yang mungkin timbul antara lain gangguan berkemih. Misalnya tidak bisa buang air kecil, ada darah pada air seni atau cairan sperma. Nyeri pada tulang bisa muncul bila kanker sudah bermetastasis. Penyebaran kanker prostat sering ke tulang, dan jarang ke organ lain.

Selamat jalan Rudy Wowor, karya-karyamu akan selamanya dikenang. (nid)

Bersambung ke: Deteksi dan Pengobatan Kanker Prostat

__________________________________

Ilustrasi:

Facebook / Rudy Wowor

Designed by Freepik