Mempersiapkan fisik dan mental calon ibu, merupakan hal penting. Saat seorang wanita tidak siap menerima kehamilan, secara fisik dia akan merasa berat.
Penolakan terhadap kehamilan terlihat dari ketidakstabilan emosi, seperti perasaan dan suasana hati yang tidak menentu selama hamil.
Menurut penelitian di Amerika, 10% dari ibu hamil yang depresi akan menularkan secara biokimia kesedihannya pada janinnya. Hal ini akan meningkatkan hormon stres dan aktivitas di otak janin. Untuk menghindarinya, ibu hamil harus mempersiapkan diri dalam hal berikut:
- Siap menghadapi perubahan bentuk fisik. Wanita hamil tentunya akan mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Beberapa wanita akan merasa dirinya tidak menarik dan tidak nyaman dengan bentuk tubuhnya yang baru.
Hal ini akan mempengaruhi suasana hati ibu hamil. Harus diyakini bahwa perubahan sifatnya hanya sementara. Setiap ibu hamil pasti mengalaminya. - Siap menghadapi perubahan peran. Seorang ibu akan menyandang peran berbeda daripada sebelumnya. Perlu dipersiapkan dengan baik, antara keinginan menggebu untuk segera menimang bayi dan ketakutan luar biasa terhadap peran baru yang akan diembannya.
- Peninjauan kembali motivasi hamil. Sikap ibu hamil yang paling positif terhadap kehamilan adalah dengan memandang peran sebagai orangtua untuk mengembangkan diri. Calon ibu perlu menyadari, dengan memiliki anak mereka berkesempatan untuk meningkatkan dan memperkaya hubungan suami istri.
Dengan sikap positif dan dukungan suami, ibu hamil akan lebih siap menghadapi hari-harinya selama hamil. Dan sikap positif ini akan berpengaruh baik terhadap janin yang dikandungnya.
Cegah Depresi Pascamelahirkan
Umumnya, obat tidak digunakan untuk mencegah depresi pascamelahirkan. Itu karena obat antidepresan bersifat mengobati, bukan untuk mencegah. Untuk pencegahan, yang paling efektif adalah mempersiapkan calon ibu sejak merencanakan kehamilan.
Ibu dipersiapkan untuk mengalami persalinan dan merawat anak di masa-masa awal. Suami dipersiapkan menghadapi perubahan emosi istri saat hamil dan melahirkan.
Ibu hamil juga perlu dipenuhi kebutuhan gizinya. Asam folat, selain bagus untuk pertumbuhan saraf bayi, berpengaruh dalam mencegah terjadinya depresi pascamelahirkan.
Dr. Atkins mengatakan dalam publikasinya bahwa, “Menggunakan asam folat selama empat bulan setelah persalinan, efektif mengurangi depresi pasca persalinan.”
Olahraga saat hamil, seperti senam hamil atau yoga, juga bisa melindungi ibu dari depresi pascamelahirkan. Ibu hamil juga perlu menjalankan pola hidup teratur, serta mengurangi beban berlebih selama hamil. Semua itu akan membuat wanita lebih siap menghadapi persalinan. “Jika melahirkan dalam kondisi yang siap, proses persalinan akan menjadi mudah. Bayi sehat dan tidak merepotkan,” kata dr. Suryo. (vit)
Baca juga:
- Atasi Depresi Setelah Melahirkan
- Peran Suami Cegah Depresi Pascamelahirkan
- Terapi Depresi Pascamelahirkan