Pada fase reproduksi, ada dua masa yang mempengaruhi kepadatan tulang seorang wanita: masa kehamilan dan menyusui. Pada saat itu, kebutuhan kalsium mengalami peningkatan. Itu karena kalsium dibutuhkan oleh ibu dan janin dalam kandungan. Demikian juga saat ibu memberikan ASI. ASI mengandung kalsium yang diambil dari ibu.
Osteoporosis dan Kehamilan
Osteoporosis yang dihubungkan dengan kehamilan, biasanya terjadi setelah kelahiran (56%) atau pada trimester ketiga (41%). Penderita biasanya mengeluhkan rasa sakit di tulang belakang, tinggi badan menurun atau mengalami patah/retak tulang belakang. Kadang, mereka juga mengeluhkan rasa sakit di pinggul dan fraktur di tulang paha.
Kondisi ini bisa terjadi pada kehamilan pertama, bersifat sementara dan biasanya tidak terulang di kehamilan berikutnya. Belum jelas, apakah osteoporosis yang terjadi karena kehamilan atau karena kondisi lain, yang dialami ibu hamil.
Baca juga: Osteoporosis di Usia Muda, Mungkinkah?
Penelitian menyimpulkan, osteoporosis pada kehamilan dipengaruhi faktor genetika (keturunan). Sebuah penelitian menunjukkan, ibu-ibu dari penderita osteoporosis mengalami lebih banyak fraktur dibanding wanita lain. Secara teori, osteoporosis yang terjadi pada kehamilan akibat menurunnya simpanan kalsium dalam tubuh. Di samping itu, pada wanita hamil ada peningkatan pengeluaran kalsium melalui urin.
Sebenarnya, pada wanita hamil ada mekanisme tubuh untuk mempertahankan kadar kalsium. Yaitu dengan meningkatkan penyerapan kalsium dalam usus, terutama pada trimester kedua dan ketiga. Dan, meningkatkan kadar vitamin D.
Baca juga: Bawang Merah Cegah Osteoporosis dan Menguatkan Tulang
Dua mekanisme ini membantu memenuhi kebutuhan kalsium pada ibu hamil. Perubahan fisiologi lainnya saat hamil, yang dapat melindungi tulang, yaitu meningkatnya kadar estrogen di trimester ketiga dan meningkatnya masa tulang karena meningkatnya berat badan.
Kehamilan Usia Remaja
Dalam jurnal yang dalam NIH Osteoporosis and Related Bone Disease, National Resource Center dinyatakan kehamilan di usia remaja berisiko tinggi menyebabkan osteoporosis. Tidak seperti wanita dewasa, pertumbuhan tulang di masa remaja masih terjadi. Sementara itu janin membutuhkan kalsium yang banyak untuk pertumbuhan tulangnya. Terjadi persaingan penyerapan kalsium.
Kondisi ini berisiko menyebabkan pembentukan tulang ibu tidak maksimal, dan berisiko terjadi osteoporosis di kemudian hari.
Menyusui dan Osteoporosis
Ada dua proses alamiah yang menyebabkan terjadinya osteoporosis saat menyusui. Pertama, terjadi peningkatan kebutuhan kalsium seiring diproduksinya ASI; dipenuhi dengan mengambilnya dari tulang ibu. Meningkatnya kebutuhan ini berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita lain. Tergantung dari jumlah ASI yang dihasilkan dan lamanya menyusui.
Kedua, terjadi peningkatan kadar prolaktin, sehingga kadar estrogen menurun. Meski saat menyusui kadar mineral tulang mengalami penurunan, osteoporosis bersifat sementara. Biasanya setelah 6 bulan berhenti menyusui, kepadatan tulang kembali seperti semula. (vit-jie)
Baca juga: Waspadai Osteoporosis