risiko cedera akibat olahraga bersepeda

Anda Hobi Bersepeda? Waspadai 6 Risiko Cedera Ini

Bersepeda alias gowes merupakan olahraga yang bisa dilakukan oleh hampir semua orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Walau gampang, bukan berarti olahraga ini tidak memiliki risiko cedera. Ada banyak kemungkinan cedera yang mengancam bila tidak melakukan persiapan yang memadai.

Dr. Andi Nusawarta, MKes, SpOT (K) Sport, konsultan cedera olahraga & arthroskopi dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, menjelaskan cedera saat berolahraga mungkin terjadi bila Anda melakukan gerakan berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat.

“Atau karena trauma (benturan) dan gerakan yang melebihi kemampuan,” terangnya dalam webinar Cegah Cedera Olahraga Akibat Bersepeda & Lari, Kamis (24/9/2020).

Cedera olahraga bisa mengenai ligamen (misalnya keseleo), tendon atau otot (karena tertarik), kram (kontraksi otot yang berkepanjangan; penanda kelelahan), atau terjadi memar karena benturan pada jaringan lunak.

Berikut ini beberapa jenis cedera yang mungkin terjadi akibat bersepeda:

1. Cedera tendon achilles ankle

Cedera tendon pergelangan kaki ini bisa terjadi bila posisi pedal atau serta sadel yang terlalu tinggi. Sebagai informasi, cedera ini juga biasa terjadi pada olahaga lari.

“Lakukan pemanasan dan pendinginan agar tendon achilles lebih rileks dan lentur. Caranya dengan menjinjitkan kaki 12-15 kali, tahan beberapa detik,” kata dr. Andi.

Latihan tersebut juga sekaligus memperkuat otot gastrocnemius yang menghubungkan tendon achilles. “Lakukan peregangan secara rutin / setiap hari walau tidak sedang olahraga,” imbuhnya.  

2. Cedera tendon tempurung lutut (patellar tendonitis)

Terlalu lama menggunakan roda gigi yang besar membuat otot-otot gluteus (di area bokong) tidak bekerja baik dan menyebabkan otot quadricep (otot paha depan) kelelahan. Solusinya dengan mengubah irama pedal.

Bisa juga karena posisi sadel yang terlalu rendah menyebabkan regangan di tendon quadriceps dan patella (tendon di area dengkul). Solusinya dengan menaikkan sadel sehingga tubuh akan lebih menggunakan otot hamstring (paha belakang) dan gluteus.

3. Nyeri punggung bawah

Pengaturan sepeda dan lamanya bersepeda dengan posisi agresif / fleksi regio lumbal berlebihan sangat mempengaruhi seseorang akan mengalami nyeri punggung bawah (low back pain) atau tidak.

“Penguatan otot-otot punggung harus menjadi fokus bagi yang suka bersepeda, apalagi atlet sepeda jarak jauh,” imbuh dr. Andi.

4. Nyeri leher

Bersepeda menyebabkan kepala dalam posisi ekstensi yang lama, ini berisiko menyebabkan nyeri. Pengaturan sepeda yang tidak pas juga bisa menyebabkan otot bahu tegang dan kaku. Sangat disarankan untuk menyesuaikan posisi duduk sebelum bersepeda.

5. Cedera tangan

Jenis cedera ini disebabkan oleh cara memegang stang yang salah, distribusi berat yang tidak sinkron dan jenis sadel yang dipakai.

Dr. Andi menyarankan, “Pegang stang dengan kuat tetapi rileks. Ubah secara teratur posisi tangan saat bersepeda, dan pastikan pergelangan tetap lurus. Pakai sarung tangan, tambahkan bantalan dan pita perekat agar getaran bisa diredam.”

6. Disfungsi seksual

Mungkin inilah cedera yang paling dihindari para pria pecinta olahraga sepeda. Menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bersepeda, sadel yang terlalu keras dan sering terjadi goncangan saat bersepeda menyebabkan tekanan pada perineum (area antara anus dan penis).

Berisiko mengganggu saraf dan pembuluh darah yang menuju penis. Solusinya beri jeda istirahat di tengah-tengah waktu bersepeda, ini akan memulihkan tubuh yang lelah dan mencegah cedera. (jie)

Baca juga : 10 Tips Bersepeda Agar Lebih Efisien dan Mencegah Cedera