Obesitas merupakan masalah global yang mengancam kesehatan masyarakat. Obesitas dapat dicegah lewat pola hidup sehat sejak dini, dengan mencermati pola konsumsi gula garam dan lemak (GGL), baca label kemasan di pangan olahan dan aktivitas fisik secara rutin.
Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007, 2013, 2018 dan SKI 2003 memperlihatkan peningkatan jumlah obesitas yang signifikan pada dewasa (>18 tahun), yakni 35,4%, atau 1 dari 3 orang dewasa Indonesia obesitas.
Untuk anak-anak angkanya tidak kalah memrihatinkan: 20% atau 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun kelebihan berat badan atau obesitas.
Obesitas merupakan faktor risiko penyakit tidak menular dan penyebab kematian ke 5 tertinggi,” sebut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI.
Ia menambahkan, obesitas adalah kontributor faktor risiko terbesar penyakit jantung (4,35%), diabetes (risiko naik hingga 2 kali lipat) dan penyakit ginjal (2,52%).
Obesitas erat kaitannya dengan konsumsi makan berlebih – terutama tinggi gula, garam, lemak – dan kurang aktivitas fisik. Kalori yang masuk lebih banyak dari yang dibakar. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebutkan 5,5% orang Indonesia mengonsumsi gula lebih dari rekomendasi harian (4 sdm/hari atau 50 gr).
SKI juga mencatat masyarakat kita adalah penyuka makanan asin, dibuktikan dengan 53,5% orang yang konsumsi garam (natrium) lebih dari 1 sdt/hari (2000 mg/hari). Untuk lemak, 24% orang konsumsi lemak >5 sdm/hari (67 gr/hari).
“Secara umum 28,7% masyarakat kita mengonsumsi GGL lebih tinggi dari anjuran,” dr. Nadia menjelaskan dalam bincang-bicang yang digagas Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan dan BPOM, Selasa (4/2/2025).
Membaca label makanan kemasan
Salah satu cara cerdas membatasi konsumsi GGL adalah dengan membaca Informasi Nilai Gizi (ING) dalam label pangan kemasan.
ING mencantumkan jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi utama seperti lemak, lemak jenuh, protein, dan karbohidrat (termasuk gula), serta persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) per sajian.
ING biasanya dicantumkan di samping atau belakang kemasan. Namun selain itu, Dra. Dwiana Andayani, Apt, Direktur Standarisasi Pangan Olahan, Badan POM RI, mengatakan masyarakat bisa melihat label gizi pada bagian depan (Front-of-Pack Nutrition Labelling/FOPNL) yang menampilkan kandungan gizi produk dengan lebih sederhana.
“Perhatikan takaran saji dan jumlah sajian per kemasan. Satu kemasan pangan dapat memiliki lebih dari 1 takaran saji atau dapat dikonsumsi lebih dari 1 kali waktu makan,” kata Dwiana.
Ini menyebabkan, misalnya satu keripik kentang dengan 2 sajian per kemasan, bisa dikonsumsi dalam 2 kali waktu makan, atau oleh dua orang di waktu yang sama.
Cermati keterangan ING untuk setiap kemasan atau per sajian. Dwiana menekankan, kandungan energi dan zat gizi dalam tabel ING merupakan jumlah per satu takaran saji.
“Cermati juga kandungan gizi yang perlu dibatasi, seperti gula, garam, lemak. Pilih produk dengan kandungan GGL yang lebih rendah, pertimbangkan asupan GGL dari sumber pangan lain,” tegasnya. “Atau jika memungkinkan pilih produk dengan logo Pilihan Lebih Sehat (centang hijau dalam lingkaran).”
Pangan kemasan dengan logo Pilihan Lebih Sehat artinya telah memenuhi kriteria “lebih sehat” berdasarkan kandungan gizi dibandingkan dengan produk sejenis, apabila dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Syaratnya antara lain untuk minuman siap minum mengandung gula < 6 gr/100 mL, atau lemak total maksimum 20 gram/100 gram dan garam (natrium) maksimum 900 mg/100g untuk mie instan.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, Magr, Direktur of Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, IPB, menjelaskan pangan kemasan harus dikonsumsi sewajarnya (tidak berlebihan, bahkan dengan logo Pilihan Lebih Sehat).
“Tetap penting konsumsi makanan yang bervariasi. Meningkatkan asupan serat itu penting untuk menurunkan penyerapan lemak, selain menahan rasa kenyang lebih lama. Juga protein. Hindari makanan kemasan yang mengandung gula sederhana,” tutupnya. (jie)