Tiga Keluhan Khas Lupus, dan Pemeriksaan untuk Memperkuat Diagnosis
tiga_keluhan_lupus

Tiga Keluhan Khas Lupus, dan Pemeriksaan untuk Memperkuat Diagnosis

Ada tiga keluhan khas lupus eritematosus (LE): rambut rontok, sariawan, dan nyeri sendi yang hilang timbul. Bila mengalaminya, segeralah periksa ke dokter, dan ungkapkan kepada dokter mengenai ketiga gejala tersebut. ini penting untuk membantu dokter menegakkan diagnosis. SLE (systemic lupus erythematosus) atau LE sistemik masih cukup sering salah diagnosis karena memang gejalanya begitu beragam, dan menyerupai penyakit-penyakit lain.

Pada LE kutan (kulit), misdiagnosis boleh dibilang jarang, karena tampilannya khas. Terutama sekarang ini, di mana kesadaran dokter dan pasien mengenai penyakit autoimun khususnya lupus, semakin baik.  “Dokter umum pun sudah bisa mendiagnosis lupus dengan fasilitas yang dimilikinya. Untuk memastikan diagnosis, barulah dirujuk ke spesialis imunologi atau rematologi,” ujar Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, Guru Besar FKUI.

Baca juga: Deteksi Lupus dengan SALURI

Meski tanda LE kulit sangat khas, Prof. Iris tetap menyarankan biopsi, bila fasilitasnya tersedia di RS. Biopsi dilakukan di dua tempat. Yakni pada lesi yang dicurigai LE kulit, dan pada area lain yang tidak terdapat lesi dan tidak terkena UV, misalnya bokong. Bila dengan pemeriksaan imunofluoresens ditemukan antibodi yang positif LE pada area yang tidak ada lesi, biasanya risiko untuk terjadinya kelainan sistemik lebih besar.

Biopsi juga perlu diperkuat dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya dimulai dengan pemeriksaan ANA. Perlu diingat, hasil ANA positif belum tentu LE. ANA positif dengan nilai rendah bisa pula terjadi pada orang normal, orang tua, atau orang dengan penyakit lain. Sebaliknya, penyandang LE belum tentu memiliki ANA tinggi, meski hasilnya positif. “Bila nilai ANA 1:100, kita lanjutkan ke pemeriksaan profil ANA, yang lebih menjurus lagi ke autoimun,” tegas Prof. Iris. Pemeriksaan yang lebih spesifik lagi ke LE yakni Anti-dsDNA.

Baca juga: Gangguan Ginjal akibat Lupus

Di masa awal penyakit, mungkin hasil pemeriksaan ANA maupun Anti-dsDNA masih negatif, tapi sudah ada gejala LE. “Kadang gejalanya belum lengkap; mungkin hanya nyeri sendi dan rambut rontok, dan belum muncul lesi di kulit. Belum bisa dibilang LE, tapi saya selalu katakan pada pasien, bisa jadi ini tanda awal. Saya akan meminta pasien periksa lagi setahun kemudian,” papar Prof. Iris.

Seiring berjalannya waktu, ANA bisa menjadi positif. “Gejala dan penanda LE bisa datang satu per satu, tidak sekaligus,” imbuh Prof. Iris. Bila dokter mencurigai kemungkinan LE dan meminta Anda untuk periksa lagi di kemudian hari, taatilah. Sehingga bila memang benar LE, penyakit bisa dideteksi sedini mungkin, dan segera dilakukan perawatan yang tepat.

Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan yakni status vitamin D. “Pasien autoimun biasanya memiliki kadar vitamin D yang rendah. Dan sebaliknya, vitamin D rendah bisa mengacaukan kerja sistem imun,” lanjut Prof. Iris. (nid)

Baca juga: Pengobatan Lupus Kutan, Obat Oles hingga Sistemik

____________________________________________

Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com