Gangguan Ginjal Akibat Lupus | OTC Digest
lupus_perempuan_ginjal

Gangguan Ginjal Akibat Lupus

Sembilan perempuan banding satu laki-laki. Inilah perbandingan proporsi orang dengan lupus (ODAPUS). Lupus merupakan penyakit autoimun, di mana terjadi inflamasi (peradangan) kronik yang penyebabnya belum diketahui. Alih-alih melindungi tubuh dari serangan infeksi maupun gangguan lain, antibodi justru malah menyerang organ tubuh sendiri. “Gabungan antara faktor genetik, hormonal, dan lingkungan memicu terjadinya penyakit autoimun. Perempuan lebih banyak yang terkena karena ada faktor hormonalnya,” tutur Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD, K-AI.

Inflamasi pada lupus bisa terjadi pada seluruh tubuh (sistemik), itu sebabnya disebut lupus eritematosus sistemik (LES). Pada tahap ‘ringan’, lupus kerap muncul sebagai ruam merah di wajah dengan pola menyerupai kupu-kupu, disebut lupus kutan. Namun karena inflamasi yang terjadi bersifat sistemik, maka penyakit ini bisa menyerang berbagai organ lain. Salah satunya ginjal, disebut juga lupus nefritis.

“Kalau sudah kena ginjal, kita anggap lupusnya sudah berat,” ujar Dr. dr. Iris. Berdasarkan IRR (Indonesian Renal Registry) 2016, lupus nefritis menyumbang 1% dari total penyebab penyakit ginjal kronis (PGK). Penanganannya sangat sulit. “Bila sampai harus dialisis, penderita bisa tidak sadar saat menjalaninya. Kalau bisa, kita cegah jangan sampai kena ginjal,” tegasnya.

Baca juga: Kehamilan ODAPUS bisa Aman

Tidak hanya gangguan pada ginjal yang perlu ditangani; penyakit dasarnya yakni lupus juga harus dirawat. “Selain dialisis, dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk mengendalikan lupusnya,” terang Dr. dr. Iris. Misalnya obat golongan steroid untuk mengatasi peradangan, dan imunosupresan untuk menekan sistem imun. Dan, jangan kaget bila tim dokter yang menangani terdiri atas berbagai spesialis, termasuk nefrolog atau spesialis ginjal.

Gangguan ginjal akibat lupus bisa bermacam-macam. “Berdasarkan klasifikasi dari WHO, ada enam kelas,” terang Dr. dr. Aida Lydia, Sp.PD-KGH, Ketua Pernefri (Perhimpunan Nefrolog Indonesia). Untuk mengetahui kelasnya, dokter bisa menilainya dari gejala yang timbul. Namun untuk memastikannya, dokter perlu melakukan biopsi, serta tes laboratorium. Penilaian ini penting, karena akan menentukan pemilihan obat yang paling cocok.

Untuk ODAPUS sendiri perlu melakukan perlindungan diri. Tiga hal yang kerap berhubungna dengan kambuhnya lupus yakni: kelelahan, stres, dan paparan sinar matahari. ODAPUS sering kali mengeluhkan kelelahan yang amat sangat, sehingga sering dianggap malas oleh orang lain.

Baca juga: Penyandang Lupus Harus Terlibat Aktif dalam Pengobatan 

Sebaliknya, kelelahan pun bisa memicu kekambuhan. “Untuk mengurangi kelelahan, di samping minum obat, penyandang lupus juga harus cukup beristirahat, dan batasi aktivitas yang berlebihan,” ucap Dr. dr. Iris. Bukan berarti berdiam diri di rumah dan takut melakukan ini-itu. Kenalilah kondisi tubuh; bila merasa sanggup lakukan, tapi bila sudah merasa lelah, jangan dipaksakan.

Terkait stres, beberapa penelitian sependapat bahwa stres sebaiknya dikurangi atau dihindari, karena ternyata berkaitan dengan kondisi prima, yang pada akhirnya akan memperbaiki penyakit lupus. Namun tentu, tidak mungkin kita sepenuhnya menghidnari stres. Yang bisa kita upayakan yakni sebisa mungkin meminimalkannya, dan tentu saja, mengelola stres. Carilah metode relaksasi atau hal-hal lain yang bisa mengurangi tingkat stres Anda, karena tiap orang pasti memiliki cara berbeda.

Bagi penyandang lupus, sinar matahari (UV) bisa sangat ‘beracun’. Dianjurkan untuk menghidnari paparan UV pada pukul 10 pagi hinga jam 3 sore. Lagi-lagi, tidak berarti harus meninggalkan segala aktivitas di siang hari. Pakailah tabir surya dengan berspektrum luas, yang mengandung PA dan SPF, untuk melindungi dari sinar UVA dan UVB. Aplikasikan merata dan agak tebal, agar pelindungannya maksimal. Jangan lupa atau malas mengaplikasikan ulang setelah 3-4 jam, dan sehabis kena air. Tabir surya tetap perlu dipakai meski Anda beraktivitas di dalam ruangan, karena bisa masuk melalui kaca jendela. Lebih baik lagi bila bisa mengenakan topi atau payung saat berada di luar ruangan.

Baca juga: Kosmetik untuk Penyandang Lupus

Yang terpenting, pelihara kondisi tubuh begitu didiagnosis lupus. Utamanya ketika lupus masih dalam taraf ringan, belum mengenai ginjal maupun organ vital lainnya.

Lupus tidak bisa sembuh. “Kita sebut remisi, tapi harus terus dikontrol karena suatu saat bisa relaps (kambuh) lagi,” ujar Dr. dr. Aida. Sebagian lupus nefritis bisa berkembang menjadi PGK, sebagian lain bisa remisi. Ini tergantung jenis gangguannya, kondisi tiap orang, obat-obatan, dan respon tubuh terhadap obat. (nid)