Penting, Terapi Nutrisi untuk Pasien Kanker | OTC Digest

Penting, Terapi Nutrisi untuk Pasien Kanker

“Nutrisi bisa menyebabkan kanker, bisa juga mendukung pengobatan pada pasien kanker,” ujar DR. Dr. Noorwati. S. Sp.P-KHOM dari Perhimpunan Onkologi Indonesia, dalam  bincang-bincang yang diselenggarakan oleh Fresenius Kabi Indonesia dan Group Apotek K-24 di Jakarta (29 Agustus 2017). Pasien kanker sangat rentan kekurangan nutrisi. Antara lain ditandai dengan penurunan berat badan (BB) serta perubahan komposisi  tubuh, termasuk kehilangan lemak dan massa otot. “Proses ini bisa terjadi sebelum, selama maupun setelah terapi,” imbuhnya.

Keluhan seperti sariawan, mual-muntah dan lain-lain, membuat pasien kanker sulit makan sehingga ia kekurangan asupan nutrisi. Ini bisa dipicu oleh kanker, bisa juga akibat respon dari kemoterapi. “Kanker mengeluarkan zat yang menyebabkan lemak meleleh, otot meleleh, karbohidrat terpakai terus, lambung terasa penuh, nafsu makan menurun, mintah dan lain-lain,” tuturnya. Memang tidak semua jenis kanker menyebabkan hal in, tapi sebagian besar demikian.

Diperburuk dengan kurangnya asupan nutrisi, lama kelamaan bisa terjadi kaheksia (cachexia). Ini adalah sekumpulan gejala yang ditandai dengan anoreksia (tidak mau makan), penurunan BB, hilangnya massa otot, hingga disfungsi organ. “Awalnya, lemak hilang. Lama-lama, massa otot yang hilang, karena tubuh mengambilnya sebagai energi untuk metabolisme,” terang Dr. dr. Noor.

Bila terjadi kaheksia, maka pengobatan apapun tidak bisa bekerja dengan optimal. “Misalnya dioperasi, luka susah sembuh. Bila dikemoterapi tumornya sulit mengecil; diradiasi pun demikian,” jelasnya. Akibatnya penyakit tak kunjung sembuh, risiko terhadap infeksi meningkat, kualitas hidup pasien menurun, respon terhadap pengobatan jelek, dan angka kesintasan (survival) pun turun.

“Jadi, penting sekali untuk melihat bahwa nutrisi merupakan bagian dari pengobatan,” tegas Dr. dr. Noor. Ia menyesalkan, terapi nutrisi kerap kali baru diperhatikan setelah pasien terpuruk. Masih banyak dokter maupun pasien yang abai akan pentingnya nutrisi dalam pengobatan kanker, sejak awal, ketika diagnosis kanker ditegakkan.

 Bila asupan nutrisi sudah demikian buruk apalagi hingga mengarah ke keurangan nutrisi daan kaheksia, “Tidak bisa dengan nutrisi biasa. Harus kombinasi antara makanan dan makanan tambahan.” Makanan tambahan yang dimaksud misalnya nutrisi dengan formula khusus yang umumnya berbentuk susu, atau bahkan yang diberikan lewat infus.

Penelitian membuktikan bahwa dengan terapi nutrisi, angka infeksi lebih rendah, penyembuhan luka dan pemulihan lebih cepat, angka kekambuhan penyakit lebih rendah, dan kesintasan lebih tinggi. “Pasien kanker mutlak membutuhkan nutrisi yang baik,” tandas Dr. dr. Noor. (nid)

 

Baca juga: Pasien Kanker Butuh Lemak Lebih Banyak