Oat, Karbohidrat Kompleks untuk Sarapan Sehat | OTC Digest
hamish_daud_oat

Oat, Karbohidrat Kompleks untuk Sarapan Sehat

Biasanya kita makan terakhir pukul 7 atau 8 malam. Pukul 10 tidur, lalu bangun keesokan pagi. Wajar bila perut terasa keroncongan di pagi hari. “Kita ‘berpuasa’ di malam hari hampir 12 jam, sedangkan cadangan energi hanya cukup untuk 10 jam,” ujar Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, Sp.GK (K) dalam peluncuran inisiatif “Good Days Start with Quaker”, Rabu (11/04/2018) di Jakarta.

Tak ayal, kita perlu sarapan untuk mengasup energi. “Bila kita sarapan, ada sinyal bahwa tubuh sudah siap untuk melakukan aktivitas hari ini. Kalau tidak sarapan, muncul sinyal bahwa tubuh tidak siap melakukan apa-apa. Muncullah keluhan bad mood dan tidak nyaman,” tutur Dr. dr. Fiastuti. Ia menambahkan, sarapan adalah bagian yang paling penting dari pola makan sehari-hari.

Di Indonesia, kita biasa sarapan nasi goreng, nasi uduk, lontong sayur, atau bubur ayam. Enak, kenyang, tapi sayangnya tidak mencukupi kebutuhan nutrisi untuk sarapan. Makanan-makanan tadi utamanya hanya tinggi karbohidrat, dan minim zat gizi lain. Karbohidratnya pun yang jenis sederhana. “Cepat diserap, gula darah cepat naik, tapi juga cepat turun. Gula darah yang berfluktuasi dalam jangka panjang bisa memicu diabetes,” terang Dr. dr. Fiastuti.

Baca juga: Oat Nutrisi Jantung 

Sebenarnya ada pilihan yang lebih sehat dan sangat praktis: oat (haver). Oat termasuk golongan tumbuhan serealia, seperti beras, gandum, dan jagung. Ya, oat bukanlah berasal dari gandum, melainkan tumbuhan sendiri.

Oat mengandung karbohidrat kompleks, karena kandungan seratnya tinggi (11 gr/100 gr oat kering). Dengan demikian, karbohidrat diserap secara perlahan. Gula darah naik pelan-pelan dan stabil, sehingga insulin yang dikeluarkan pun sedikit,-sedikit. Bonusnya, kita kenyang lebih lama sehingga tidak lapar mata.

Keunggulan lain, kandungan protein pada oat relatif tinggi, lebih tinggi dibandingkan nasi. Takaran 50 gr nasi mengandung 150 kkal dan 4 gram protein. Sedangkan 34 gr oat gr mengandung 150 kkal, dengan 13 gr protein. “Kita butuh protein saat sarapan, terutama dari sumber nabati karena tidak mengandung lemak jenuh,” tutur Dr. dr. Fiastuti.

Asiknya lagi, oat sangatlah praktis dan mudah dibuat sendiri di rumah. Dulu, oat biasa diseduh atau dimasak dengan susu. Kini, sedang ngetren overnight oat yang lebih praktis lagi.“Overnight oat yang kekinian itu luar biasa. Dicampur susu, yogurt, buah, kacang-kacangan, madu. Lengkap gizinya,” ujar Dr. dr. Fiastuti. Cukup mencampurkan oat dengan susu/yogurt dalam toples kecil, tambahkan topping yang kita sukai, lalu diamkan di kulkas semalaman. Besok pagi tinggal dimakan atau dibawa untuk dimakan dalam perjalanan ke kantor.

Baca juga: Hidangan Oat Enak dan Praktis 

Hamish Daud termasuk yang sangat menggandrungi oat. “Saya mulai menggemari oat sejak SMA, waktu tinggal bersama nenek saya di Australia,” ujar aktor yang hobi berkegiatan di alam terbuka ini. Oat adalah menu sarapannya sehari-hari.

Dulu, Hamish biasa mencampurkan susu pada oat. Sejak menikah dengan Raisa pada September 2017, menu oat arsitek dan presenter ini semakin beragam. Hamish ‘setia’ dengan oat karena merasa tubuhnya lebih berenergi dan tidak cepat capek bila sarapan oat.

Kita yang terbiasa sarapan nasi uduk, awalnya memang agak sulit untuk beralih ke oat. “Tapi lama-lama akan terbiasa. Enak atau tidaknya makanan hanya di ujung lidah, begitu masuk ke tenggorokan sama saja rasanya,” pungkas Dr. dr. Fiastuti. (nid)