norovirus sudah ada di indonesia bagaimana gejalanya

Norovirus Sudah Ada Di Indonesia, Bagaimana Gejala dan Pencegahannya?

Di tengah pandemi COVID-19 yang belum diketahui kapan berakhir, diberitakan ada lebih dari 70 mahasiswa di Taiyuan, China, terserang wabah virus norovirus yang menyebabkan muntah-muntah dan diare. Namun, berbeda dengan virus COVID-19, ternyata norovirus ini bukanlah virus baru. Bahkan, norovirus ini juga sudah ada di Indonesia.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD(K), dalam rilis yang diterima OTC Digest beberapa waktu lalu mengatakan, "Virus ini (norovirus) juga ada di Indonesia seperti yang dilaporkan oleh peneliti Indonesia di jurnal internasional dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga."

Penelitian dari Univ. Airlangga Surabaya tersebut dilakukan oleh Kelompok Studi Viral Diarrhea, berfokus pada virus penyebab diare (rotavirus dan norovirus) pada pasien anak dan dewasa dengan radang saluran cerna akut atau kronis di berbagai puskesmas dan rumah sakit di Indonesia.

Kasus norovirus di Indonesia juga dimuat dalam Journal of Medical Virology pada Mei 2020 lalu. Penelitian yang dilakukan di awal 2019 ini mengambil sampel dari beberapa RS di Kota Jambi.

"Dari 91 sampel feses yang diperiksa, ternyata 14 sampel atau 15,4 % mengandung norovirus,” jelas Prof. Ari.

Gejala

Infeksi norovirus bisa terjadi baik pada anak-anak atau orang dewasa. Virus ini sangat gampang menyebar dengan berbagai media misalnya makan/minum yang mengandung norovirus, menyentuh permukaan benda yang terpapar norovirus kemudian menyentuh area mulut, atau kontak langsung dengan seseorang yang sudah terinfeksi– misalnya berbagi makanan atau alat makan dengannya.

Dilansir dari situs resmi CDC (Centers for Disease Control and Prevention) gejala paling umum infeksi norovirus adalah diare, mual, muntah dan nyeri perut. Tanda-tanda lain meliputi demam, sakit kepala dan pegal-pegal/ nyeri otot dan kelelahan.

Norovirus menyebabkan radang lambung atau usus; disebut gastroenteritis akut. Penderita akan merasakan gejala dalam 12-24 jam setelah terpapar norovirus, tetapi sebagian besar orang akan membaik dalam 1-3 hari.

Yang patut diwaspadai adalah risiko dehidrasi akibat diare dan muntah. Sehingga sangat disarankan untuk lebih sering minum jika mengalami diare dan muntah berulang.

Transmisi

Norovirus dapat dengan mudah mencemari makanan dan air karena hanya dibutuhkan sejumlah kecil partikel virus untuk membuat Anda sakit.

Makanan dan air dapat terkontaminasi norovirus dengan berbagai cara, termasuk ketika:

  1. Orang yang terinfeksi menyentuh makanan dengan tangan yang terkontaminasi partikel feses (tinja) atau muntahan
  2. Makanan diletakkan di wadah yang terkontaminasi partikel tinja atau muntahan
  3. Setetes muntahan dari orang yang terinfeksi norovirus menyembur ke udara, kemudian mendarat di makanan
  4. Makanan yang ditanam atau dipanen dengan air yang terkontaminasi, seperti tiram atau buah dan sayur

Pencegahan

CDC menegaskan Anda bisa melindungi diri dari infeksi norovirus dengan menjaga kebersihan tangan; mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, atau menggunakan hand sanitizer.

Terutama setelah dari toilet atau mengganti popok, sebelum makan/menyiapkan makanan, atau sebelum memberikan obat ke orang lain/diri sendiri.

Norovirus dapat ditemukan dalam partikel kotoran atau muntahan bahkan sebelum penderita merasakan gejala. Riset menyatakan mereka yang sembuh dari norovirus tetap bisa menulari orang lain dalam kurun waktu dua minggu setelah sembuh. Penting untuk mencuci tangan selama waktu ini.  (jie)