povidone iodine sebagai perawatan luka

Kenali Peran Povidone Iodine Sebagai Pertolongan Pertama Luka

Ada banyak jenis luka, mulai dari lecet akibat jatuh, memar, sobek karena teriris pisau, hingga luka bakar. Setiap luka memerlukan penanganan yang tepat – seperti pemberian antiseptik povidone iodine (PVP-I) - untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah infeksi sekunder.

Siapa yang tidak pernah mengalami cedera/luka? Cedera bisa terjadi di mana-mana, di rumah, jalan, tempat kerja atau sekolah, dan dalam kondisi yang bermacam-macam, misalnya terpeleset saat hujan.

Menurut dr. Ugi Sugiri, SpEM, dari Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (PERDAMSI), disebut luka jika terjadi kerusakan jaringan tubuh yang menyebabkan gangguan fungsi. Bisa terjadi pada kulit, otot, tulang, pembuluh darah, maupun organ seperti jantung atau usus.

“Saat luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya sebagian/seluruh fungsi organ, perdarahan, kontaminasi bakteri dan kematian sel,” ujar dr. Ugi kepada OTC DIGEST.
 

Jenis luka dan hal yang mempengaruhi penyembuhan

Setidaknya ada enam jenis luka berdasarkan mekanisme penyebabnya, yakni:

  1. Luka sayat, misalnya akibat tindakan medis.
  2. Luka memar, terjadi karena benturan/tekanan, ditunjukkan sebagai cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
  3. Luka lecet, terjadi saat kulit bergesekan dengan benda lain, biasanya bukan benda tajam.
  4. Luka tusuk, akibat adanya benda seperti peluru/pisau yang masuk ke dalam kulit dalam diameter kecil.
  5. Luka gores, terjadi akibat benda tajam, seperti kaca atau kawat.
  6. Luka bakar.

Dr. Ugi menjelaskan, usia mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka. Semakin berumur kemampuan penyembuhan jaringan semakin menurun. Selain itu, bila terjadi infeksi, tidak hanya menghambat penyembuhan luka, tetapi juga menyebabkan kerusakan jaringan – menambah ukuran luka.

Yang tak kalah penting adalah faktor nutrisi. Dalam American Journal of Surgery mengatakan nutrisi yang cukup merupakan persyaratan penting yang kerap kali dilupakan dalam proses penyembuhan luka. Terjadinya luka dekubitus berhubungan dengan malnutrisi, serta defisiensi mikronutrien tertentu.

Nutrisi protein-kalori yang tidak mencukupi, bahkan setelah beberapa hari kelaparan, dapat mengganggu mekanisme penyembuhan luka. Untuk orang dewasa sehat, kebutuhan nutrisi hariannya sekitar 1,25-1,5 gram protein per kilogram berat badan dan 25-30 kalori/kg. Persyaratan ini dapat meningkat pada pasien dengan luka yang cukup besar.

Penderita diabetes, cenderung lebih lama penyembuhan lukanya, imbuh dr. Ugi. Demikian pula luka yang terjadi di daerah dengan sedikit pembuluh darah, misalnya di tulang kering. 

 

Pertolongan pertama dengan povidone iodine

Pada prinsipnya pertolongan pertama luka – terutama luka terbuka - adalah membersihkan dengan benar, untuk menghilangkan kotoran yang menempel di luka.

Bilas luka dengan air bersih. “Luka akan gampang sembuh sendiri kalau tidak ada pengganggunya, sedalam apapun lukanya. Pengganggu pertama adalah kotoran,” terang dr. Ugi.

Kedua, berikan antiseptik untuk membunuh kuman. Antiseptik digunakan untuk membunuh/menghambat perkembangan mikroorganisme pada jaringan hidup, seperti di permukaan kulit atau membran mukosa.

“Antiseptik yang baik adalah golongan povidone iodine (PVP-I), karena ini adalah antimikroba broad spectrume. Artinya semua kuman apa saja akan mati dengan dia” dr. Ugi menegaskan.

Povidone iodine bekerja cepat membunuh kuman – efektivitas hingga 99%, juga memiliki efek anti-inflamasi (anti radang). Ini akan mencegah terjadinya infeksi akibat masuknya bakteri ke kuman.

Penelitian Kunisada T, et al, di jurnal Dermatology membuktikan larutan PVP-I menunjukkan aktivitas bakterisida yang tinggi terhadap semua strain uji setelah pemaparan selama 30 detik. Strain yang resisten terhadap satu jenis antiseptik menunjukkan resistensi silang terhadap semua antiseptik, kecuali PVP-I.

Antiseptik ini juga diketahui memiliki aktivitas spektrum luas melawan virus, seperti Ebola, Influenza A, Rabies, Rhinovirus, Rubella, atau Norovirus. Di jurnal Infectious Diseases and Therapy Riset dijelaskan bila antiseptik PVP-I 7,5% lebih efektif melawan Norovirus dibandingkan sabun lembut rujukan dalam waktu 15 detik.

Selama pendemi COVID-19 lalu, PVP-I juga direkomendasikan banyak pakar. Studi oleh Duke-National University Singapore menunjukkan antiseptik PVP-I mampu membunuh 99.99% virus SARS-CoV-2 dalam 30 detik.

 

Tahapan perawatan luka

Dr. Ugi menjelaskan merawat luka tidak boleh sembarangan, agar cepat sembuh dan mengurangi risiko infeksi. Ada lima tahap yang perlu diperhatikan:

  1. : mengenali jenis luka, misalnya luka akut/kronis, luas/kecil, luka di permukaan kulit/dalam, terbuka/tertutup, dll.
  2. : buang semua kotoran, pus (nanah), jaringan nekrotik, benda asing dan semua hal yang menghambat penyembuhan luka.
  3. Dressing: luka ditutup dengan balutan yang memenuhi prinsip perawatan luka yakni  lembab, bukan basah. Jika memungkinkan, pilih dressing yang dapat menciptakan suasana tekanan negatif pada dasar luka, artinya kotoran/pus/eksudat di dasar luka diangkat/dikeluarkan secara kontinyu.
  4. Disease: selama penyakit yang mendasari timbulnya luka – misalnya diabetes -  tidak diobati dengan benar, luka tidak akan dapat sembuh dengan sempurna.
  5. Diet: nutrisi yang cukup sangat penting dalam proses penyembuhan luka. (jie)

_____________________________

Ilustrasi: Freepik