Sinusitis, Operasi Bila Perlu | OTC Digest
operasi_sinusitis

Sinusitis, Operasi Bila Perlu

Prinsip penanganan sinusitis adalah, di samping penanganan terhadap sinusitisnya juga harus dilakukan penanganan terhadap penyebabnya. Penanganan sinusitis bertujuan untuk menghilangkan sumbatan, mengeringkan cairan sinus hidung, mengurangi peradangan dan nyeri, menghilangkan infeksi serta mencegah kekambuhan. Sinusitis akut sebaiknya mendapat pengobatan selama 10-14 hari, sedangkan sinusitis kronis sebaiknya mendapat pengobatan untuk 3-4 minggu.

 

Mengurangi Gejala

Penanganan sederhana yang dapat dilakukan sendiri untuk mengatasi gejala sinusitis, di antaranya minum banyak air untuk mengencerkan lendir, kompres wajah dengan handuk yang dibasahi air hangat selama 10 menit beberapa kali sehari, bernafas dalam udara hangat yang lembab, atau bernapas diatas uap panas. Hindari udara yang terlalu dingin kering (ruang AC), irigasi hidung dengan air garam untuk menjaga agar lendir dan bakteri tercuci keluar.

Obat-obatan juga diperlukan untuk mengurangi gejala. Untuk membersihkan nanah dan membilas bagian hidung, gunakan saline nasal spray yang disemprot ke hidung beberapa kali sehari. Menggunakan salin untuk irigasi sinus adalah pengobatan yang aman, karena akan mencuci keluar alergen, sumbatan dan apa saja yang menghalangi hidung.

Untuk mengurangi sumbatan dan melebarkan saluran nafas, gunakan dekongestan dalam bentuk tetes hidung. Penggunaan dekongestan sebaiknya jangan dalam jangka panjang, karena justru bisa memicu penyumbatan dan pembengkakan saluran hidung. Untuk mengurangi peradangan, kortikosteroid dan bentuk semprot hidung adalah pilihannya. Di antaranya; budenosid,triamsinolon, atau beclomethason. Untuk menghilangkan nyeri bisa digunakan aspirin, parfasetamol atau ibuprofen.

 

Mengusir Penyebab

Secara umum, infeksi sinusitis disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan reaksi alergi. Pengobatan dengan antibiotik, umumnya diperlukan jika memiliki infeksi bakteri berat berulang atau persisten. Antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati sinusitis, antara lain amoksisilin, doksisiklin atau kombinasi trimetoprim – sulfa metoksazol. Pengobatan sinusitis akibat jamur umumnya melalui injeksi intravena, seperti amfoterisin atau vorikonazol. Dosis obat serta berapa lama pengobatan, tergantung dari beratnya infeksi dan seberapa cepat pemulihan selama menjalani pengobatan.

Jika alergi yang menyebabkan sinusitis, maka diperlukan pengobatan immunoterapi yang membantu mengurangi reaksi tubuh terhadap alergen yang spesifik, sehingga dapat membantu mengobati gejala sinusitis. Obat yang meningkatkan stamina tubuh, juga dapat membentengi tubuh dari infeksi virus dan mempercepat pemulihan jika sudah terlanjur terinfeksi virus.

 

Bedah Jika Perlu

Menurut dr. Damayanti Sucipto, Sp.THT-KL., terapi bedah ditujukan untuk memperbaiki drainase (aliran lendir) dari sinus. Pembedahan dianggap perlu, bila terjadi komplikasi atau ancaman komplikasi, nyeri hebat, atau gagal pengobatan konvensional. Teknik bedah sinus secara umum dibedakan menjadi teknik bedah radikal dan nonradikal.

 

Pembedahan radikal. Pembedahan ini diindikasikan bila tindakan konservatif gagal, dengan prinsip mengangkat selaput lendir dan jaringan yang terinfeksi, serta membuat drainase dari sinus yang terkena. “Namun, pada teknik bedah radikal sulit untuk khusus mengangkat jaringan yang terinfeksi. Terkadang, jaringan normal ikut terangkat,” ujar dr. Damayanti.

  • Bedah Caldwell-Luc. Meski pun mulai ditinggalkan, teknik ini merupakan teknik dasar bedah sinus lainnya. Caldwell-Luc diindikasikan untuk sinusitis jenis maksilaris. Pasca operasi, pasien ditidurkan dengan kemiringan kepala 30o dan kompres dingin di pipi, untuk mengurangi pembengkakkan. Umumnya, pasien akan mendapat antibiotik selama empat hari pasca operasi. Penggunaan nasal spray (semprotan hidung), dilakukan untuk mengurangi terbentuknya krital yang dapat menghambat pernafasan.
  • Etmoidektomi. Pembedahan untuk membersihkan sinus etmoid, dapat dilakukan dari dalam hidung (intranasal), atau dengan membuat insisi di batas hidung dengan pipi (ekstranasal).
  • Bedah Killian. Bedah ini diindikasikan untuk sinusitis frontal. Insisi dibuat seperti pada insisi etmoidektomi ekstranasal, tetapi kemudian diteruskan ke atas alis.Tulang frontal dibuka dengan pahat atau bor, kemudian dibersihkan. Salurannya ke hidung diperiksa dan bila tersumbat, dibersihkan. Setelah rongga sinus frontal bersih, luka insisi dijahit dan diberi perban-tekan.

Pembedahan non radikal. Perkembangan yang pesat di bidang kedokteran, membawa perubahan dalam penatalaksanan sinusitis. Tersedianya alat diagnostik CT scan, telah membuat pencitraan sinus paranasal lebih jelas dan lebih terinci. Dan dipopulerkannya pemakaian alat endoskopi untuk operasi bedah sinus, menciptakan tindakan pengobatan yang tidak radikal tetapi dapat lebih tuntas.

Cara operasi paling mutakhir terhadap sinusitis, adalah dengan metode FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery) atau BSEF (Bedah Sinus Endoskopik Fungsional). Operasi ini menggunakan peralatan canggih, di mana operasi dapat dilakukan secara terarah dan trauma yang ditimbulkan dapat ditekan seminimal mungkin.

Bedah endoskopi sinus fungsional dilakukan dengan menggunakan endoskop, tanpa melakukan insisi di kulit muka. Endoskop dimasukkan ke dalam rongga hidung. Karena endoskop ini dihubungkan dengan monitor (seperti televisi), maka dokter yang melakukan pembedahan tidak perlu melihat kedalam endoskop, tapi cukup dengan melihat monitor. Dengan bantuan endoskop, dapat dibersihkan daerah muara sinus. Alat ini juga dapat dimasukkan ke dalam sinus etmoid, untuk membuka sel-sel sinus etmoid. Kemudian dapat diteruskan ke dalam sinus sfenoid, yang terletak di belakang sinus etmoid apabila di CT scan terdapat kelainan di sinus sfenoid.

Sekitar sinus yang sakit dibersihkan, dilihat juga muara sinus-sinus yang lain. Setelah selesai, rongga hidung ditampon untuk mencegah perdarahan. Tampon akan dicabut sekitar 3 hari pasca operasi. (Puj)

Bersambung ke: Agar Sinusitis Tidak Kambuh

_________________________________________________________________

Ilustrasi: Pixabay