Untuk menyembuhkan luka kanker, maka kanker harus diangkat. Namun bila tidak memungkinkan dioperasi, maka perawatan difokuskan pada luka. Target perawatan bukanlah untuk menyembuhkan luka, melainkan untuk membantu pasien tetap memiliki kualitas hidup yang baik. “Bila tidak dirawat, cairan akan terus mengalir dari luka. Baunya pun sangat menusuk. Tentu akan membuat pasien malu, tidak nafsu makan, serta mengganggu orang-orang sekitarnya,” tutur Zr. Musrini, S.ST, perawat onkologi di RS Dr. Soetomo, Surabaya.
Pendapat serupa dinyatakan oleh dr. Dewi Aisiyah Mukarrahmah, Sp.BP-RE(K) dari RS Kanker Dharmais, Jakarta. “Bagaimana kita membuat luka tidak bau sehingga orang di sekitar pasien nyaman, dan pasien bisa punya kehidupan sosial yang baik,” ucapnya. Kenyamanan dan kualitas hidup pasien harus jadi prioritas.
Makin tinggi stadium kanker, makin kompleks pula lukanya. Perawatannya pun makin sulit, dan biayanya makin besar. Dokter akan menilai kondisi luka, dan menentukan seperti apa perawatannya. Mengingat luka kanker tidak bisa sembuh, maka pasien dan keluarga pasien harus bisa mandiri merawat luka kanker; tidak mungkin setiap hari bolak-balik ke RS.
Baca juga: Borok akibat Luka Kanker
Dokter akan memilihkan balutan (dressing) yang sesuai untuk merawat luka. Bila luka mengeluarkan banyak cairan, maka digunakan balutan dengan daya serap tinggi. Seberapa sering balutan perlu diganti, disesuaikan dengan sebanyak apa cairan pada luka. Selain itu, bisa saja dokter mempertimbangkan untuk dipasang drainase, untuk mengalirkan cairan keluar.
Bila luka jenis yang kering, tentu pilihannya bukan balutan berdaya serap tinggi. “Melainkan balutan yang bisa mencegah luka berdarah,” ujar dr. Dewi. Bila luka sudah terinfeksi jamur, maka dokter akan memberi obat antijamur yang dioleskan di kulit. Dengan mengatasi infeksi, bau bisa dihilangkan, atau setidaknya berkurang.
Bagaimana bila ada jaringan nekrotik? “Kalau luka diabetes, jaringan nekrotik kita angkat dan bersihkan. Pada luka kanker, jaringan nekrotik tidak bisa diangkat begitu saja, karena sifat luka kanker mudah berdarah. Kalau jaringan nekrotik diangkat paksa, luka berdarah terus,” tutur Rini. Diperlukan sesuatu untuk melunakkan jaringan nekrotik yang keras, misalnya dengan zinc. Begitu sudah lunak, maka jaringan nekrotik akan mudah lepas dengan sendirinya.
Baca juga: Inovasi Metode Terapi Target dengan Cara Disuntik
Tetap harus kontrol ke dokter secara berkala. Bisa saja kondisi luka berubah; yang tadinya banyak cairan, lalu dalam perjalanan tidak lagi banyak keluar cairan. Maka, tentunya perawatan pun akan berubah. Hanya dokter yang bisa menentukan pengobatan seperti apa yang dibutuhkan.
Yang pasti, pasien maupun keluarga harus bisa mengenali, kapan perlu mengganti balutan. Misalnya cairan sangat banyak, maka balutan perlu diganti setiap hari. Namun bila tidak terlalu basah, cukup diganti 2-3 hari sekali. Dan, jangan takut mandi. Luka tidak akan bertambah parah bila kena air. “Justru harus mandi, bersihkan lukanya. Kalau tidak mandi, luka jadi bau, gampang infeksi, lalu tambah baulah lukanya. Jangan takut dengan air,” tegas dr. Dewi. (nid)
_________________________________
Ilustrasi: 955169 / Pixabay.com