Pada umumnya, luka bisa sembuh. Pada luka kronis sekalipun seperti luka diabetes, meski membutuhkan waktu yang lama (>2 minggu), luka akan sembuh bila dirawat dengan benar. Namun, luka kanker berbeda. “Selama kanker masih ada, luka kanker tidak akan bisa sembuh,” ungkap dr. Dewi Aisiyah Mukarrahmah, Sp.BP-RE(K) dari RS Kanker Dharmais, Jakarta.
Dalam bahasa medis, luka akibat kanker disebut malignant fungating wounds (MFW). Bisa karena kanker sudah berkembang menjadi stadium lanjut hingga menembus kulit; penampakannya bisa seperti borok, atau kembang kol. MFW bisa pula berasal dari kanker kulit. “Misalnya ada tahi lalat yang tiba-tiba terluka atau berdarah,” ujar dr. Dewi.
Luka kanker biasanya menandakan bahwa kanker sudah dalam stadium lanjut dan tidak bisa lagi diobati. Ditengarai, harapan hidup pasien kanker yang sudah mengalami luka ini sangat rendah, hanya sekitar 6-12 bulan. Selama kanker belum diobati, luka akan terus tumbuh; bisa makin meluas dan jaringan pada daerah luka pun makin rusak. Kanker payudara, kepala dan leher, serta daerah genital termasuk yang sering menimbulkan MFW.
Yang sangat mengganggu dari luka kanker yakni bau. “Bau luka kanker luar biasa; berbeda dengan luka lainnya,” ucap Zr. Musrini, S.ST, perawat onkologi senior di RS Dr. Soetomo, Surabaya. Luka mudah berdarah karena pembuluh darahnya sangat rapuh. Selain itu juga nyeri dan gatal. Gejala lain yang khas, luka mengeluarkan cairan banyak sekali. Namun, ada pula luka kanker yang kering. Alih-alih basah, luka tampak menggaung seperti kembang kol.
MFW sangat rentan terinfeksi dan berjamur. Tidak lain akibat aktivitas sel kanker di dalam tubuh, daya tahan tubuh menurun akibat kanker, dan luka tak kunjung sembuh. Apalagi, kerap muncul hitam-hitam pada luka. Ini adalah jaringan nekrotik atau jaringan yang sudah mati.
Jaringan nekrotik bisa menjadi media yang nyaman untuk pertumbuhan bakteri. Bila kuman sudah bersarang di jaringan nekrotik, timbullah bau. Beberapa jenis bakteri menghasilkan bau putresin, yang dikenal sebagai ‘bau kematian’. Bau ini dihasilkan dari pemecahan asam lemak dalam jaringan mati, dan pada akhirnya timbul bau busuk. Tidak jarang bau ini menyebabkan muntah-muntah dan nafsu makan hilang, baik pasien sendiri maupun orang yang berada di sekitarnya.
“Luka kanker harus dirawat, agar pasien merasa lebih baik, dan lingkungan sekitarnya pun tidak terganggu,” ujar suster Rini. Luka kanker yang dibiarkan tanpa pengobatan akan sangat menurunkan kualitas hidup pasien. Lantas, bagaimana pengobatannya? Simak di sini.
__________________________________
Ilustrasi: Hans / Pixabay.com