Menghadang Ancaman Meningitis 1 | OTC Digest

Meningitis, Kenali Gejalanya

Penyakit meningitis sangat berbahaya. Sebanyak 50% pasien yang terserang bisa meninggal. Lainnya lumpuh, tuli, atau mengalami kemunduran mental. Vaksinasi terbukti efektif.

Meningitis adalah peradangan otak. Disebabkan oleh virus atau bakteri di selaput otak (selaput meningen) yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Menurut WHO (2006), 2 juta lebih anak meninggal tiap tahun akibat penyakit ini.

Satu dari lima kematian pada balita, disebabkan oleh penyakit ini. Survei Kesehatan Nasional 2001 mencatat, kematian balita akibat meningitis ada di peringkat pertama (23%), disusul diare (13%), saraf (12%), dll. Penyebaran meningitis sangat mudah, yakni lewat udara (air bone).

Penyakit ini 45% dibawa oleh virus H. Influenzae. Sisanya oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae (pnemococcus) yang paling umum pada balita dan menyebabkan infeksi paru-paru, telinga dan rongga hidung (sinus). Bakteri Neisseria meningitidis (meningococcus) menyebabkan infeksi pada saluran napas atas, kemudian masuk ke peredaran darah. Lainnya bakteri Listeria monocytogenes (listeria), yang ditemukan pada debu dan makanan seperti keju, hot dog atau sandwich.

Dr. Hardiono Pusponegoro, SpA(K) dari Divisi Saraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM mengatakan, “Meningitis sangat berbahaya. Bila penyebabnya bakteri pnemococcus, 50% meninggal. Kalau tidak, pasien bisa lumpuh, tuli, epilepsi atau mengalami kemunduran mental.”   

Penyebaran bakteri/virus dimulai sejak bayi. Gejalanya, 62% bayi mengalami demam disusul hipotermia, sulit minum, diare, sesak napas, kejang dan ubun-ubun membenjol - karena tekanan tinggi dalam kepala.

Gejala pada anak: demam, kejang, nyeri kepala dan kesadaran menurun. Sering disertai kaku kuduk. “Pada fase lanjut, berakibat pada kelumpuhan saraf otak, koma, gangguan napas dan denyut jantung,” ujar dr. Hardiono.

Siapa pun yang menunjukkan gejala di atas, perlu segera cek darah, CT scan / MRI. Yang lebih penting adalah pemeriksaan cairan selaput otak (lumbar puncture), dengan mengambil cairan dari punggung. Pemberian antibiotik dalam waktu maksimal 6-8 jam, perlu segera dilakukan untuk mencegah kerusakan otak yang parah.  (jie)

 

Bersambung ke: Menghadang Ancaman Meningitis 2