Mempersiapkan kehamilan sesungguhnya lebih penting daripada pesta pernikahan. Tidak lain agar anak kelak memiliki kualitas kesehatan dan kecerdasan optimal. Sangat penting ‘menabung’ nutrisi sejak sebelum hamil. “Cukupi kebutuhan nutrisi dengan komposisi gizi seimbang, bukan sekedar makan banyak dan kenyang,” ujar dr. Boy. Abidin, Sp.OG(K) dari RS Mitra Kelapa Gading, Jakarta, dalam sebuah kesempatan.
Malam pertama bisa menjadi momen yang menentukan. “Pertumbuhan sel-sel otak janin sudah dimulai saat sperma dan sel telur bertemu,” tutur dr. Boy.ia menegaskan, periode emas pertumbuhan anak berlangsung sejak dalam kandungan hingga usia 3 tahun (1.000 hari), dan tidak bisa diulang.
Sayangnya, banyak perempuan yang baru sadar dirinya hamil saat terlambat haid beberapa hari, yang berarti sudah hamil 4 – 6 minggu. Padahal pembentukan tabung saraf terjadi 28 hari kehamilan. Bila sebelum hamil ibu kekurangan nutrisi khususnya folat, tabung saraf janin bisa tidak menutup sempurna (neural tube defect/NTD), atau terjadi cacat otak.
Penting bagi calon ibu untuk memperbaiki status nutrisi sejak sebelum menikah, untuk memastikan bahwa ibu tidak kekurangan nutrisi penting di awal kehamilan. Apalagi ibu bisa mengalami morning sickness, mual dan muntah hebat, yang membuat ibu sulit makan hingga berpotensi kekurangan nutrisi.
Asam folat (vitamin B9), DHA dan kolin serta zat besi, termasuk nutrisi yang krusial di awal kehamilan. Asam folat (vitamin B9) bisa didapat dari sayuran hijau gelap seperti bayam dan brokoli, kacang-kacangan, dan buah seperti pepaya. Namun harus diakui, tidak semua orang bisa mengonsumsi cukup sumber folat setiap hari. Karenanya dokter sering memberi suplemen asam folat. Ini bisa dilakukan sejak 3 bulan sebelum kehamilan, dengan dosis 400 mcg/hari. “Risiko NTD pada anak bisa berkurang 50-70 persen jika mengonsumsi asam folat sebelum masa kehamilan,” terang dr. Boy.
Asupan DHA dan kolin sejak awal sangat bermanfaat bagi perkembangan otak bayi, yang dimulai pada usia 8-14 minggu. Kecukupan DHA, kolin, AA, ARA, omega 3 dan 6 akan mengoptimalkan perkembangan otak si kecil, sehingga diharapkan ia lahir sebagai anak yang cerdas.
Adapun konsumsi zat besi harus diperhatikan sejak sebelum hamil, untuk mencegah anemia saat hamil. Secara alamiah, cairan tubuh akan bertambah semasa kehamilan, membuat darah jadi lebih encer sehingga konsentrasi Hb (protein yang mengandung zat besi dalam darah) pun turun. Ini normal. Namun bila sejak sebelum hamil kadar Hb ibu pas-pasan atau rendah, ibu akan mengalami anemia saat hamil. Bila tidak diatasi, ibu bisa mengalami perdarahan saat melahirkan nanti.
Segera periksa ke dokter kandungan, bila merasa telah hamil. BB, tinggi badan, tekanan darah dan lain-lain perlu diukur, untuk mengetahui kondisi awal ibu. Penambahan berat badan (BB) selama hamil perlu diatur. Ibu yang tergolong kurus boleh naik hingga 28 kg. Yang agak gemuk cukup 11 kg, dan yang obes maksimal naik 6 kg.
“Niatkan kehamilan sebagai ibadah, sehingga bisa dilalui dengan mudah dan tanpa beban,” pungkas dr. Boy. (nid)
Makan sedikit-sedikit tapi sering, bisa membantu mengatasi keluhan mual/muntah. Vitamin B6 ditengarai dapat mengurangi mual. Minum susu bisa membantu ibu mencukupi kebutuhan nutrisi saat sulit menerima makanan padat akibat mual-muntah. |
Baca Juga: