Bahaya Migrain saat Hamil | OTC Digest
migrain_hamil_perempuan

Bahaya Migrain saat Hamil

Kerap mengalami sensasi tidak nyaman misalnya cahaya terang, disusul kemudian dengan sakit kepala tak tertahankan di satu sisi? Itu migrain dengan aura. Jangan dianggap enteng, karena migrain jenis ini terkait dengan stroke dan pembuluh darah pada perempuan.

Perempuan yang mengalami migrain saat hamil, berisiko lebih tinggi lagi. Yakni berisiko 15 kali terhadap stroke, 2 kali terhadap penyakit jantung, 8 kali terhadap hipertensi (tekanan darah tinggi), serta 3 kali terhadap serangan jantung, diabetes dan kondisi lain yang disebabkan oleh penggumpalan darah, dibandingkan perempuan hamil tanpa migrain. Migrain saat kehamilan, juga berhubungan dengan preeklamsia atau keracunan saat kehamilan, salah satu kondisi paling fatal saat kehamilan.

Menurut dr. F. Yudiarta B., Sp.S dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, ”Umumnya migrain menghilang saat hamil.” Migrain turut dipengaruhi oleh faktor hormonal. Selama masa kehamilan, estrogen relatif stabil dan tinggi sehingga migrain menghilang.

​Baca juga: Implan untuk Terapi Migrain

Sebaliknya saat siklus haid (menjelang, selama, dan beberapa hari sesudah haid), sebanyak 60-70% perempuan penderita migrain akan mengalami serangan, yang disebut ’migrain hormon’. Fluktuasi hormon saat siklus haid di mana estrogen turun, menimbulkan kontraksi di pembuluh darah otak dan memicu sakit kepala.

”Jika saat hamil masih mengalami migrain, mungkin ada faktor-faktor lain yang memengaruhi. Berarti migrainnya kuat,” terang dr. Yudiarta.

​Baca juga: Neno Warisman, Dehidrasi Sebabkan Kelahiran Caesar

Ini perlu diperhatikan. Saat serangan migrain, terjadi radang/inflamasi di tepian dinding pembuluh darah. Jika migrain sering terjadi, lama kelamaan dinding pembuluh darah bisa rusak dan pada akhirnya bisa muncul stroke dan lain-lain. ”Pada orang normal, 3% penderita migrain akan terkena stroke. Apalagi pada perempuan hamil, yang berarti migrainnya berat,” imbuh dr. Yudiarta.

Mengobati migrain saat kehamilan, harus berkonsultasi dengan dokter kandungan karena ada beberapa obat yang perlu dihindari selama masa kehamilan. Pencegahan adalah cara terbaik. ”Faktor pencetus, sebisa mungkin harus dihindari,” tegas dr. Yudiarta. Antara lain kurang tidur atau terlalu banyak tidur, kelelahan (fisik maupun mental), perubahan cuaca ekstrim (misalnya dari ruangan ber-AC ke udara luar yang panas), sinar matahari yang terlalu terik, terlambat makan, dan makanan tertentu pada beberapa orang, misalnya coklat.

​Baca juga: Berkenalan dengan Sindrom Darah Kental

Kehamilan, sebagai kondisi stres, bisa menjadi ’jendela’ untuk melihat profil risiko terhadap gangguan pembuluh darah di masa mendatang. Adanya gangguan selama kehamilan, misalnya migrain, bisa menjadi sinyal akan kejadian stroke dan gangguan pembuluh darah lainnya. Perawatan yang baik selama kehamilan, sangat penting. Dan jika ada gangguan, perlu monitoring dan pengawasan yang lebih ketat, guna mengantisipasi timbulnya gangguan di masa mendatang. (nid)