polusi udara meningkatkan risiko adhd
polusi udara tingkatkan risiko adhd pada anak-anak

Polusi Udara Tingkatkan Risiko ADHD pada Anak-Anak

Dalam beberapa bulan terakhir ini Jakarta dan kota-kota di sekitarnya (Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang) konstan seperti diliputi kabut, terutama di pagi hari. Kabut ini ternyata adalah polusi udara yang bertambah buruk. 

Polusi udara tidak hanya menyebabkan gangguan pernapasan, tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental. Riset menunjukkan bila polusi udara meningkatkan risiko ADHD pada anak-anak. 

ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perilaku impulsif dan hiperaktif. Kondisi ini menyebabkan anak sulit untuk memusatkan perhatian, dan cenderung lebih banyak cedera dibanding anak tanpa ADHD.  

Tingginya kadar polusi udara meningkatkan risiko ADHD pada anak sekolah. Penelitian Weiran Yuchi, et al (2022), memperlihatkan bahwa anak yang tinggal di daerah polusi tinggi dan sedikit ruang hijau, berisiko 62% lebih tinggi mengalami ADHD. 

Sebaliknya, anak yang tinggal di daerah yang lebih hijau dan minim polusi udara berisiko 50% lebih rendah terkena gangguan mental. Riset ini melibatkan 37.000 partisipan di Vancouver, Kanada, yang lahir antara tahun 2000 – 2001. Selama tujuh tahun periode pengamatan, 1217 anak didiagnosa ADHD. 

Hingga saat ini penyebab utama ADHD belum diketahui pasti, tetapi kondisi lingkungan ditengarai ikut berpengaruh. Studi NHS UK (Desember 2021) menjelaskan ADHD ditemukan pada 5-10% anak, dan bisa dipicu oleh racun dari lingkungan, termasuk polusi udara. 

Peneliti menjelaskan bila partikel PM2.5 dan polutan lainnya yang terhirup bisa masuk jaringan otak dan memicu ADHD. 

Sama dengan menghirup 20 batang rokok sehari

Tidak hanya polusi udara meningkatkan risiko ADHD, paparan polusi udara khususnya di dekat jalan raya sama bahayanya dengan merokok 20 batang sehari. Itu adalah kesimpulan dari riset Meng Wang, et al, di Journal of the American Medical Association

Peneliti melihat bagaimana dampak polusi udara ke kesehatan paru-paru. Melibatkan 7.071 orang yang tinggal di enam kota di Amerika Serikat, yang diamati selama 10 tahun. Mereka menemukan bila paparan polusi udara jangka panjang berhubungan dengan peningkatan kejadian emfisema (penyakit paru-paru yang biasanya berkembang setelah bertahun-tahun merokok).  

Hubungan terkuat ditemukan dengan kadar ozon. Di area dengan peningkatan kadar ozon, peneliti menemukan peningkatan emfisema kira-kira setara dengan merokok sebungkus rokok (20 batang) sehari selama 29 tahun. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Nafas (aplikasi yang memantau kualitas udara di Indonesia) bulan Mei 2023, polusi udara di Serpong (Tangerang) dan Tarumajaya (Bekasi), sama seperti menghisap 100 batang rokok per bulan. Pengukuran jumlah ekuivalen rokok diukur berdasarkan rata-rata polusi PM2.5 dalam sehari, di mana 22mg/m3 setara dengan satu batang rokok. 

Kecil tapi mematikan

Di antara berbagai jenis polusi udara, PM2.5 adalah yang paling banyak menyebabkan masalah kesehatan, bahkan kematian di seluruh dunia. 

Polusi udara ini terdiri dari partikel yang lebih kecil dari 2,5 mikron – sangat kecil sehingga miliaran partikel dapat masuk ke dalam sel darah merah.

WHO menyebutkan bila polusi udara telah merenggut 690.000 nyawa anak-anak pada 2019, lebih tinggi dari sanitasi yang buruk dan air minum yang tidak aman. 

Anak-anak adalah yang paling tidak aman

Bayi dan anak-anak termasuk kelompok yang paling rentan mengalami dampak negatif dari polusi udara, terutama PM2.5. Berdampak pada perkembangan dan fungsi neuron (sel otak). 

Berbagai penelitian menunjukkan bila paparan PM2.5 yang tinggi bisa berdampak pada anak-anak, terlepas dari makanan yang dikonsumsi dan aktivitas yang mereka lakukan. PM2.5, menurut peneliti dari Vital Strategies, juga berkontribusi pada peningkatan risiko stunting. 

Data Nafas juga menunjukkan bila kadar polusi udara sedang tinggi-tingginya di pagi dan malam hari. Umumnya dimulai pukul 7 pagi, saat PM2.5 mencapai konsentrasi puncak. Untuk mengantisipasi paparan polusi udara sangat dianjurkan anak-anak tetap memakai masker. (jie)