penyakit jantung bawaan pada bayi
tanda penyakit jantung bawaan

Kenali Tanda Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi, Risiko Tinggi Menyebabkan Stunting

Penyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi merupakan kondisi kelainan bawaan terbanyak pada bayi baru lahir. Berisiko tinggi menyebabkan stunting. 

Berdasarkan data dari Indonesia Heart Association, kejadian PJB diperkirakan mencapai 9 per 1.000 kelahiran hidup setiap tahun. Ini miris. 

Dr. Sisca Natalia Siagian, SpJP(K), dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta mengatakan, “Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan yang paling banyak ditemukan pada bayi baru lahir dan diidentifikasi sebagai salah satu penyebab kematian tersering pada satu tahun pertama kehidupan.” 

Beberapa kelainan jantung bawaan pada anak bersifat sederhana dan tidak memerlukan pengobatan. Cacat jantung bawaan lainnya pada anak-anak lebih kompleks dan mungkin memerlukan beberapa operasi yang dilakukan selama beberapa tahun.

Sayangnya, penyebab pasti kelainan jantung di dalam kandungan belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang sudah diidentifikas. Termasuk konsumsi alkohol dan merokok, obesitas dan diabetes, paparan polusi udara selama kehamilan. 

“Demikian juga konsumsi obat-obatan (antikejang, antidepresan, obat hipertensi golongan ACE inhibitors atau obat kolesterol statin), infeksi rubella, penyakit rheumatoid,” dr. Sisca menambahkan. 

Tanda penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan yang serius biasanya terlihat segera setelah lahir atau selama beberapa bulan pertama kehidupan. Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala bisa meliputi: 

  1. Bibir, lidah, atau kuku abu-abu pucat atau biru (sianosis)
  2. Nafas cepat
  3. Pembengkakan di kaki, perut, atau di area sekitar mata
  4. Berat dan tinggi badan sulit naik
  5. Menyusu terputus

Cacat jantung bawaan yang kurang serius mungkin tidak terdiagnosis sampai nanti di masa kanak-kanak. Tanda dan gejala kelainan jantung bawaan pada anak yang lebih besar dapat meliputi:

  1. Mudah sesak napas saat berolahraga atau beraktivitas
  2. Mudah lelah saat berolahraga atau beraktivitas
  3. Pingsan saat berolahraga atau beraktivitas
  4. Pembengkakan di tangan, pergelangan kaki atau kaki 

PJB dan stunting

Anak-anak dengan PJB cenderung disertai dengan asupan kalori yang tidak memadai dan kebutuhan energi yang meningkat, yang membuat mereka rentan terhadap kekurangan gizi.

“PJB dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak dan meningkatkan risiko terjadinya stunting. Hal ini dapat dicegah dengan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat terhadap PJB untuk mencegah stunting dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak-anak,” terang dr. Sisca. 

Penelitian di Yogyakarta mengonfirmasi pandangan bahwa penyakit jantung bawaan berisiko tinggi menyebabkan stunting. Studi ini melihat riwayat rekam medis pasien berusia 1 bulan hingga 18 tahun yang didiagnosis PJB dari RSUP Dr. Sardjito antara 1 Januari hingga 31 Desember 2020. Hasilnya, dari semua pasien PJB, 102 (54,3%) mengalami stunting.

Pencegahan

Karena penyebab pasti sebagian besar kelainan jantung bawaan tidak diketahui, kondisi ini mungkin tidak dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengurangi risiko cacat lahir anak secara keseluruhan seperti:

  1. Dapatkan perawatan prenatal yang tepat. Pemeriksaan rutin kehamilan dapat membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi.
  2. Minum multivitamin asam folat 400 mikrogram per hari terbukti mengurangi cacat lahir di otak dan sumsum tulang belakang. Ini dapat membantu mengurangi risiko cacat jantung juga.
  3. Jangan minum atau merokok. Kebiasaan gaya hidup ini dapat membahayakan kesehatan bayi. Hindari juga asap rokok.
  4. Lakukan vaksinasi rubella (campak Jerman) sebelum hamil. 
  5. Mengontrol gula darah. Jika Anda menderita diabetes, kontrol gula darah yang baik dapat mengurangi risiko kelainan jantung bawaan.
  6. Hindari zat berbahaya. Selama kehamilan, mintalah orang lain mengecat dan membersihkan dengan produk yang berbau menyengat. (jie)

Baca juga: Perhatikan Nutrisi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan