memilih jajanan anak di sekolah

Jajanan anak di sekolah sangat bervariasi dan enak, tetapi belum tentu sehat.

Saat ini ada aneka macam street food, hingga makanan kekinian yang menarik minat dengan gampang ditemui sebagai jajanan di sekolah. Penting untuk bisa memilih jajanan yang sehat.  Program Warung Anak Sehat bisa memberikan alternatif aman memilih jajanan anak di sekolah. 

Makanan dan jajanan yang baik seyogyanya memiliki nilai gizi tinggi dan tidak menyebabkan sakit. Ingat, beberapa waktu lalu kita sempat dihebohkan dengan kejadian keracunan jajanan chikbul (chiki ngebul) di Tasikmalaya dan Bekasi. Ini hanya satu contoh, sebagaimana pentingnya memilih jajanan sehat. 

Memahami pentingnya nutrisi anak di sekolah, Danone Indonesia mengembangkan program Warung Anak Sehat (WAS). Tujuan utamanya untuk mengurangi angka malnutrisi anak usia 5-12 tahun dan mengedukasi anak-anak dan para guru di sekolah. 

Selain itu, WAS juga melatih para ibu membuat jajanan bernutrisi dan aman, yang akrab disebut dengan Ibu Warung Anak Sehat (IWAS). Target jangka panjang program WAS adalah untuk mengurangi angka defisiensi zat besi, pengurangan absensi sakit dan peningkatan prestasi akademik.

WAS merupakan salah satu dari Kampanye Sekolah Sehat yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbutristek) dan Danone Indonesia. Program lain antara lain program Edukasi Gizi, Kesehatan dan Pola Asuh Sekolah Dasar, serta program Sampahku Tanggungjawabku. 

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim percaya bahwa lingkungan sekolah yang bersih dan sehat adalah syarat utama yang harus dipenuhi agar anak-anak benar-benar merdeka dalam belajar dan berkarya. “Untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan, kita butuh generasi penerus yang kesehatan dan gizinya terjaga dengan baik,” ujar Nadiem saat peluncuran Program Percontohan Sekolah Sehat Generasi Maju di SD Negeri Bangka, Kota Bogor, Senin (31/7/2023). 

“Melalui kampanye Sekolah Sehat, kita bersama-sama mewujudkan 3S yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik dan Sehat Imunisasi,” lanjutnya.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril, juga menyampaikan bahwa implementasi Kampanye Sekolah Sehat merupakan langkah awal yang penting untuk mewujudkan sekolah yang nyaman dan sehat untuk semua anak.

“Dengan dimulainya program percontohan ini, menjadi sebuah langkah bersama untuk saling mendukung anak Indonesia baik dari sisi kesehatan, kecukupan gizi, dan kebersihan dalam mewujudkan sekolah sehat agar mereka bisa belajar dengan optimal di sekolah.”

Sebagai catatan, selama pandemi lalu, melalui proses edukasi, komunikasi dan support, telah dihasilkan 10.000 resep kreasi makanan sehat oleh pemilik kantin. Sudah dipublikasikan kepada konsumen SGM dan orangtua. 

Pada 2021 lalu, program Warung Anak Sehat ini mendapatkan penghargaan internasional berupa Gender Equality European and International Standard (GEEIS) Sustainable Development Goals (SDGs) Trophysebagai salah satu perusahaan dan organisasi yang turut berkomitmen dan melakukan inisiatif dalam memberdayakan perempuan.

Memilih jajanan anak di sekolah yang aman

Idealnya sarapan adalah modal utama kebutuhan gizi dan energi anak di sekolah. Jajanan menjadi pangan tambahan (alternatif) untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Sehingga harus memenuhi kaidah yang aman, bermutu serta bergizi yang disukai oleh anak. 

Berdasarkan Pedoman Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang dari BPOM, berikut tips memilih jajanan anak sekolah: 

  1. Memilih pangan yang aman. Sebaiknya, memilih pangan yang bersih, telah dimasak, tidak berbau tengik serta tidak berbau asam. Membeli makanan sebaiknya di tempat yang bersih, juga dari penjual yang sehat dan bersih. Makanan dipajang, disimpan dan disajikan dengan baik. Selain itu, menghindari makanan dan minuman yang berwarna mencolok, rasa yang terlalu asin, manis serta asam.
  2. Menjaga Kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun dan air mengalir.
  3. Membaca label dengan memperhatikan tanggal kedaluwarsa, komposisi dan gizi. Bila berlabel dan dikemas, pilih yang memiliki nomor pendaftaran (P-IRT/MD/ML). Jika tidak berlabel, pilih kemasan dalam kondisi baik. 
  4. Membatasi pangan cepat saji (fast food) dan makanan ringan.
  5. Memperbanyak serat dan air putih. (jie)