Bedah bariatrik selamatkan nyawa penderita obesitas ekstrim | OTC Digest

Bedah bariatrik selamatkan nyawa penderita obesitas ekstrim

Bedah bariatrik efektif menurunkan berat badan pada penderita obesitas. Risiko dari obesitas menjadi malnutrisi kecil.

Salah satu tindakan penyelamatan nyawa pada penderita obesitas ekstrim atau yang dengan komplikasi penyakit adalah melakukan operasi potong lambung (bedah bariatrik); memotong 70-75% volume lambung. Tindakan medis ini sudah lazim dilakukan di dunia sejak 30 tahun lalu; obesitas sudah dianggap sebagai penyakit.

Obesitas ekstrim berisiko menyebabkan komplikasi berupa susah bernapas, sleep apnea (henti napas sesaat saat tidur), diabetes, hipertensi, hiperlipidemia bahkan pembengkakan jantung. Disebut obesitas ekstrim saat seseorang memiliki nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) > 35. Obesitas I jika IMT 25-29, dan obesitas II saat nilai IMT > 30. Sementara berat badan normal adalah nilai IMT 18,5 – 22,9.

Normalnya bedah bariatrik boleh dilakukan setelah selesai masa pubertas (tak lagi di masa tumuh kembang), sampai < 60 tahun. Namun pada obesitas ekstrim dan obesitas dengan penyakit, operasi bisa dilakukan pada anak-anak / remaja (usia 13 - 18 tahun).

“Pada anak-anak perlu kontrol ketat, jangan sampai setelah operasi penderita malah kurang gizi,” papar dr. Handy Wing, Sp.B, FBMS, FINACS, FICS, dari RS OMNI Alam Sutera, Tangerang, Mei 2017.

Seminggu pasca-operasi berat badan turun sekitar 3 kg, dalam  1-2 bulan susut sampai 17 kg. Dan mendekati berat badan ideal dalam waktu 1 tahun. Dalam kurun waktu tersebut dibutuhkan pemantauan ahli gizi, juga pemberian suplementasi, misalnya vitamin A, D, kalsium, zat besi, dll.

“Biasanya setelah 1-1,5 tahun sisa lambung sudah bisa beradaptasi menyerap nutrisi sehingga tak lagi membutuhkan suplementasi,” tambah dr. Handy. “Seiring bertambahnya usia anak, lambung dapat membesar lagi, namun tetap tidak akan seperti sediakala.”

Diet cair

Sebagaimana luka pada umumnya, penyembuhan luka di lambung memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Pada periode ini pasien hanya boleh mengonsumsi diet cairan, biasanya susu.

“Dimaksudkan memberi waktu bagi lambung untuk beristirahat dan menyembuhkan diri,” urai dr. Handy. Setelah 2 minggu, secara bertahap diberikan makanan lumat (bubur atau nasi tim), makanan lembek (peralihan antara lumat dan padat), dan kemudian makanan padat.

Namun perlu dipahami, keberhasilan seseorang mendapatkan berat badan ideal tetap bergantung dari diet harian pasca-operasi. “Operasi hanya membantu memudahkan penurunan berat badan. Kalau tetap melakukan pola hidup yang lama, diet tinggi kalori dan malas gerak, mungkin hanya bisa turun 15 kg. Menjadi tidak maksimal,” tegas dr. Handy. (jie)

 

Baca juga: Turunkan berat badan hingga 17kg dalam 2bulan dengan bedah bariatrik