Obesitas sudah menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Operasi/pembedahan adalah upaya terakhir untuk menyelamatkan nyawa penderita.
Obesitas di Indonesia menempati peringkat ke 10 terbanyak di dunia. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 menunjukkan 18,8% anak usia 5 – 12 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan 10,8% menderita obesitas.
Obesitas, baik pada anak / dewasa berisiko menyebabkan komplikasi berupa gangguan tidur, asma, diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, gangguan tulang, bahkan pembesaran jantung. “Obesitas pada anak berisiko menjadi obesitas saat ia dewasa,” papar dr. Marlyn C. Malonda, Sp.A, dari RS Omni Alam Sutra, Mei 2017.
Penanganan obesitas pada anak/remaja menitikberatkan pada perubahan gaya hidup. Yakni lewat diet rendah lemak, perbanyak buah/sayur dan beralih ke karbohidrat kompleks (beras merah, singkong/ubi, kentang, jagung atau gandum). Serta memperbanyak aktivitas fisik; olahraga intensitas sedang (jalan cepat, bersepeda, renang) minimal 60 menit, 3 x seminggu.
“Jika selama 6 bulan melakukan diet tapi tidak ada penurunan berat badan berarti, barulah boleh dilakukan tindakan medis seperti pembedahan,” ujar dr. Marlyn. “Atau jika ia adalah penderita obesitas ekstrim dan mengalami komplikasi penyakit.”
Berat badan normal adalah jika Indeks Massa Tubuh (IMT) antara 18,5 – 22,9.Disebut obesitas I saat nilai IMT 25-29, dan obesitas II jika IMT > 30. Kriteria penderita obesitas yang boleh melakukan operasi adalah jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) > 35 ; mengindikasikan kelebihan 45 kg (atau lebih) di atas berat badan ideal.
Bedah bariatrik
Operasi / pembedahan yang dilakukan disebut bedah bariatrik, merupakan teknik pengecilan volume lambung. Diantara beberapa jenis bedah beriatrik, menurut dr. Handy Wing, Sp.B, FBMS, FINACS, FICS, dari RS Omni Alam Sutra, sleeve gastrectomy adalah yang paling ideal untuk anak/remaja.
Dokter akan memotong 70 -75% volume lambung, sehingga menyisakan lambung seukurang pisang (100 -150 cc). Dilakukan dengan teknik laparoskopi (minimal invasif) ; lubang sayatan berukuran 1 cm sebanyak 3-4 buah. Perdarahan dan rasa nyeri minimal. Setelah operasi, sisa lambung dapat mempertahankan fungsi normal proses pencernaan.
Volume lambung yang menyusut menyebabkan, “Hanya dengan 4 sendok makan ia sudah merasa kenyang,” ucap dr. Handy. Sleeve gastrectomy juga menyebabkan produksi hormon ghrelin, pemicu rasa lapar di lambung berkurang. Penderita tidak cepat merasa lapar, cadangan lemak lebih banyak digunakan untuk mensuplai energi. Teknik ini efektif menurunkan berat badan penderita obes; dalam 1-2 bulan turun sampai 17 kg.
Tujuan bedah bariatrik adalah untuk menyelamatkan nyawa penderita obesitas. “Membuatnya terhindar dari komplikasi jantung, paru-paru atau ginjal. Meningkatkan harapan hidup penderita obesitas. Ini bukan operasi kosmetik (mempercantik diri),” pungkas dr. Handy. (jie)
Baca juga: Bedah bariatrik selamatkan nyawa penderita obesitas ekstrim