antiseptik untuk mencegah infeksi
sebagian besar cedera terjadi di rumah

44,7% Cedera Terjadi di Rumah, Selalu Sediakan Antiseptik Untuk Cegah Infeksi

Orangtua mana yang tidak senang melihat buah hatinya aktif bergerak, ini akan merangsang kematangan fungsi motoriknya. Tetapi di balik itu ada hal yang perlu diwaspadai: cedera. 

Main bola, bersepeda, lompat tali atau bahkan memasak berpotensi menyebabkan cedera (terkilir, lecet, memar hingga luka bakar). “Bahkan faktanya 44,7% cedera terjadi di lingkungan rumah. Baru 31,4% cedera adalah di jalan raya,” ujar dr. Gia Pratama, Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Prikasih, Jakarta. 

“Kebanyakan yang datang ke saya itu memar, luka bakar, luka robek, ankle sprain (terkilir) bengkak sehingga tidak bisa jalan,” katanya. 

Cedera, terutama dengan luka terbuka berpotensi menyebabkan masuknya kuman ke dalam tubuh. Sementara riset juga menyatakan bila bakteri dan mikroba lain lebih banyak berada di ruangan tertutup.

Itu sebabnya, dr. Gia menekankan perlunya setiap rumah menyediakan antiseptik untuk mencegah infeksi, sekaligus sebagai pertolongan pertama. 

Dua sistem pertahanan tubuh pertama adalah sel kulit dan sel darah putih (leukosit). Kulit mencegah kuman masuk ke dalam tubuh, sementara sel darah putih akan memerangi kuman yang berhasil menerobos masuk. 

“Itu sebabnya umur sel darah putih itu tidak lebih dari 4 hari. Ia selalu berperang (di dalam tubuh) dengan kuman. Untuk beregenerasi, leukosit membutuhkan energi, tidak boleh diganggu. Yang mengganggu itu adalah bakteri, ia mengambil – mensabotase - gula yang adalah makanan bakteri untuk membelah diri,” terang dr. Gia, dalam peluncuran kampanye The Unstoppable Family yang digagas Betadine, Selasa (11/7/2023). 

“Kita perlu membantu sel darah putih dengan memberikan cairan antiseptik,” lanjutnya. 

Antiseptik digunakan untuk membunuh/menghambat perkembangan mikroorganisme pada jaringan hidup, seperti di permukaan kulit atau membran mukosa. Salah satu antiseptik yang terkenal berspektrum luas terhadap virus, bakteri dan kuman patogen adalah povidone iodine (PVP-I).

“PVP-I bisa untuk banyak bakteri, dengan efektivitas hingga 99%. Daya tahannya lama sehingga kerjanya juga lebih lama. Kompatibilitasnya untuk kulit bagus (dapat diterima oleh hampir semua jenis kulit),” imbuh dr. Gia. 

Selain efektif pada bakteri, riset juga menunjukkan povidone iodine berkerja pada beberapa jenis virus, termasuk Ebola, Influenza A, Rabies, Rhinovirus, Rubella atau Norovirus. Riset menyatakan antiseptik PVP-I 7,5% lebih efektif melawan Norovirus dibandingkan sabun lembut rujukan dalam waktu 15 detik.

Jurnal medis Infectious Disease and Therapy (2015) menyatakan antiseptik ini terbukti mampu melawan virus pada kasus MERS-COV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus). Dan riset Eggers M, dkk., menyatakan PVP-I bermanfaat pada kasus SARS-COV (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus). (jie)