Jeli Memilih Yogurt | OTC Digest
yogurt_greenfields_bakteri_baik

Tips Memilih Yogurt yang Tepat Untuk Anda

Menenggak minuman yogurt dingin dengan rasa buah di siang hari yang panas, sungguh nikmat. Belakangan ini, yogurt memang makin naik daun. Namun, tidak semua yogurt sama. Untuk bisa disebut yogurt, ada beberapa syaraat yang harus dipenuhi.

“Menurut BPOM, yogurt adalah produk olahan susu dengan melakukan proses fermentasi menggunakan bakteri asam laktat,” terang Irma Lesyana, R&D Manager PT Greenfields Indonesia. Sesuai ketentuan BPOM, bakteri yang digunakan dalam pembuatan yogurt wajib meliputi dua jenis bakteri: Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophiles, dan bisa ditambahkan bakteri lain yang sesuai. “Kedua bakteri tersebut memiliki fungsi masing-masing untuk membentuk karakter produk yogurt. S. thermophiles bertanggungjawab membentuk tekstur yogurt, sedangkan L. bulgaricus berperan membentuk cita rasa yogurt yang asam,” papar Irma.

Ada berbagai macam jenis yogurt. Disebut fresh yoghurt bila di dalamnya terdapat kandungan kultur bakteri baik yang masih hidup (probiotik). Kultur bakteri hidup akan membuat populasi bakteri bermanfaat di usus meningkat, sehingga keseimbangan mikoflora usus terjaga. Ini sangat penting untuk penyerapan nutrisi, kesehatan saluran cerna, dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Ada yogurt yang ditambahkan prebiotik, serat yang tidak bisa dicerna oleh tubuh dan menjadi makanan bagi bakteri bermanfaat di usus. “Ilustrasinya, bakteri baik itu seperti tanaman, dan prebiotik sebagai pupuknya,” ujar Dr. Matthew Lantz Blaylock, ahli nutrisi asal Amerika Serikat yang sudah lama mukim di Indonesia.

Ia melanjutkan, kepadatan nutrisi dalam yogurt juga sangat baik. “Yogurt kaya akan vitamin, mineral, karbohidrat, dan protein dalam jumlah seimbang,” ucapnya. Ini menjadikan yogurt jajanan yang paling banyak manfaatnya dan paling baik kepadatan nutrisinya dibandingkan minuman/makanan lain, sehingga direkomendasikan sebagai jajanan yang sehat.

Manfaat yogurt telah diteliti dalam banyak studi. Ditemukan bahwa yogurt membuat pencernaan lebih ancar sehingga kita terhindar dari sembelit. “Diare akibat infeksi bakteri pun hilang karena yogurt membantu mengembalikan keseimbangan bakteri,” imbuhnya. Sistem imun pun jadi lebih kuat, mengingat >80% sistem imun ada di usus.

Yogurt juga bisa membantu kita lebih cepat langsing. “Penelitian menemukan, orang merasa lebih kenyang saat makan yogurt untuk snack. Sehingga saat makan besar, porsi makan bisa terkendali,” tuturnya. Kandungan kalium dalam yogurt membantu menurunkan tekanan darah. Asiknya lagi, penelitian lain menemukan bahwa minum yogurt setiap hari bisa menurunkan risiko diabetes mellitus tipe 2 (DM2) sampai 14%!

Mereka yang memiliki intoleransi laktosa, bisa mendapat segala manfaat susu dengan mengonsumsi yogurt, tanpa harus sakit perut. Orang dengan intoleransi laktosa kekurangan/tidak memiliki enzim laktase, yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (gula susu). Akibatnya, muncullah reaksi seperti diare dan perut kembung.  “Bakteri di dalam yogurt memakan laktosa hingga lebih dari separuhnya. Susu mengandung 12 gr laktosa, sedangkan yogurt hanya 5 gr,” imbuh Matthew.

Agar yogurt benar-benar memberi manfaat kesehatan, kandungan bakteri hidupnya harus mencapai 107. “Sumber susunya pun harus baik, dan mengandung prebiotik, yang akan memelihara bakteri baik dalam usus,” pungkas Matthew. (nid)

__________________________________

Ilustrasi: Food photo created by freepik - www.freepik.com