GeNose alat skrining covid-19, murah, cepat, akurat dan nyaman

Skrining Covid-19 GeNose, Nyaman Cepat Akurat Murah

Skrining Covid-19 dengan cara yang nyaman, hasil cepat, akurat, biaya murah. Inilah yang diharapkan oleh masyarakat, terutama yang akan bepergian lewat jalan darat, laut atau udara.

Tim Inventor Peneliti UGM (Universitas Gajah Mada Yogyakarta) berhasil menciptakan GeNose C19. Alat skrining Covid-19 ini sudah mengantongi ijin edar Kementerian Kesehatan 24 Desember 2020. “Kemenkes RI menyatakan, GeNose C 19 dapat  membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,” ujar Ketua Tim Dr. Eng.  Kuwat Triyana MSi.

Alat inui mampu menskrining 120 orang/hari, selama 6 jam penggunaan secara efekif. Maka, dengan alat batch 1 sebanyak 100 unit, dapat diskrining 12 ribu orang/hari. Skrining berlangsung 3 menit, sudah termasuk saat pasien mengambil napas. Pasien merasa nyaman karena cukup meniup tabung yang tersedia. Hembusan napas akan diindra oleh 10 sensor. Sekitar 1 menit kemudian, layar laptop akan menunjukkan hasil baca mesin GeNose C19 berupa kode, yang mengindikasikan, hasilnya positif atau negatif. Biaya skrining sekitar Rp.15 - 25 ribu.

Tingkat sensitivitas GeNose C19 mencapai 90% dan tingkat spesifisitas 96%. GeNose belum memiliki kemampuan untuk diagnostik, seperti tes Swab atau PCR.  Tapi, kata Dr. Kuwat, “GeNose sangat mungkin menggantikannya.”  Untuk tes Covid-19, PCR masih merupakan gold standar; GeNose C19 hanya untuk skrining. GeNose C19 merupakan teknologi pengendus Covid-19. Dapat bekerja cepat mendeteksi volatile organic compound (VOC) yang terbentuk karena ada infeksi C-19, yang keluar bersama hembusan nafas

Skrining Covid-19

Menristek Bambang Brodjonegoro menyatakan, alat skrining Covid-19 GeNose merupakan inovasi dari pihak UGM, dan terbukti memiliki tingkat sensitivitas 90% dan spesifisitas sampai 96%. GeNose C19 yang berbasis artificial intelligence atau sistem kecerdasan buatan ini dibanderol seharga Rp 62 juta, dan untuk sementara belum dapat dimiliki secara pribadi.

Alat sensor pendeteksi hembusan napas Genose C19 sangat sensitif. Maka, pasien perlu memenuhi kondisi tertentu agar hasil tes optimal. Pasien boleh makan satu jam sebelum tes. Jangan mengonsumsi makanan beraroma  seperti jengkol, durian, petai. Jangan merokok dan minum alkohol.

Bila ini dilanggar, “Berpotensi mengganggu sinyal deteksi alat dan bisa-bisa hasilnya dianggap positif (reaktif),” ujar Dr. Kuwat. Ganguan juga bisa datang dari mereka yang sedang sakit gigi atau napas bau. Akan dilakukan analisa untuk memperbarui software, sehingga atas penderita sakit gigi pun hasilnya bisa optimal.

 

Surasono

Pemimpin Redaksi OTC Digest