menyikat gigi mengurangi risiko pneumonia
sikat gigi mengurangi risiko pneumonia

Menyikat Gigi Selama di Rumah Sakit Mengurangi Risiko Pneumonia

Kadang kala, perawatan di rumah sakit bisa berujung pada masalah kesehatan baru. Tulisan ini bukan tentang malpraktik. Sebuah studi baru melaporkan bahwa menyikat gigi selama dirawat di rumah sakit signifikan mengurangi kemungkinan berkembangnya infeksi yang berpotensi mengancam jiwa. 

Data menunjukkan sekitar satu dari 100 pasien mengalami pneumonia (radang paru) saat menjalani perawatan di rumah sakit. Tetapi dengan sikat gigi selama perawatan, risiko penyakit yang bisa mengancam jiwa tersebut turun signifikan. 

Khususnya, riset yang dilakukan Dr. Selina Ehrenzeller, dkk, ini mendapati bahwa pasien yang tidak bisa bernapas normal, harus mendapat terapi ventilasi mekanis, memiliki risiko lebih kecil terkena pneumonia jika menyikat gigi dua kali sehari. 

Menyikat gigi juga dikaitkan dengan berkurangnya kemungkinan kematian pasien saat dirawat di unit perawatan intensif, masa rawat ICU yang lebih singkat, dan berkurangnya waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan ventilator. 

Penelitian menarik ini diterbitkan di jurnal JAMA Internal Medicine. Tim peneliti menganalisa data dari sekitar 2.800 pasien rawat inap, membandingkan antara mereka yang berada di ICU dan ruang perawatan biasa. 

Tidak terjadi penurunan yang risiko pneumonia yang signifikan pada pasien yang dirawat di ruang biasa. Demikian juga tidak ada pengurangan risiko lebih lanjut ketika sikat gigi dilakukan lebih dari dua kali sehari. 

Pneumonia yang didapatkan saat perawatan di rumah sakit biasanya disebabkan oleh mikroorganisme mulut yang masuk ke paru-paru melalui proses yang disebut aspirasi, seperti ketika air liur secara tidak sengaja masuk ke saluran napas dan bukannya tertelan. 

“Sinyal yang kita lihat terhadap angka kematian yang lebih rendah sangat mencolok. Hal ini menunjukkan bahwa sikat gigi secara teratur di rumah sakit dapat menyelamatkan nyawa,” kata Michael Klompas, MD, MPH, salah satu peneliti dari Bringham and Women’s Hospital, Boston (AS).

“Jarang sekali di dunia pengobatan rumah sakit menemukan obat (pencegahan) seperti ini yang murah dan efektif,” lanjut Dr. Klompas, melansir WebMD. “Daripada menggunakan alat atau obat baru, penelitian kami menunjukkan bahwa sesuatu yang sederhana seperti menyikat gigi dapat membuat perbedaan besar.”

Fokal infeksi

Perlu juga diketahui terdapat teori fokal infeksi, atau infeksi yang berasal dari mulut. Bakteri di dalam rongga mulut, tidak hanya mampu menyebabkan sakit gigi dan radang gusi, tetapi racunnya juga berpotensi terbawa bersama aliran darah memicu penyakit lain yang mengancam jiwa, serangan jantung, misalnya. 

Teori fokal infeksi menekannya pentingnya menjaga kebersihan gigi, antara lain dengan sikat gigi rutin (minimal dua kali sehari di pagi hari dan malam sebelum tidur), menggunakan benang gigi atau obat kumur. (jie)

Baca juga: Awas, Penderita Diabates Rentan Alami Radang Gusi