Keju, jika dulu identik sebagai makanan orang londo (selain susu), saat ini dengan gampang kita beli dan konsumsi. Mencamil keju ternyata memiliki manfaat positif, salah satunya menurunkan berat badan. Masalahnya, kita lebih sering ‘salah’ makan keju, yakni yang sudah diolah menjadi makanan lain, yang biasanya tinggi gula.
Keju dibuat dengan cara mengentalkan susu atau fermentasi, sehingga kandungan gizinya tetap tinggi: fosfor, zink, vitamin A, riboflavin, dan vitamin B12. Kandungan gizi keju lunak (keju dengan kandungan air > 40%) per 100 gram yaitu: 22,8 gram protein, 25,5 gram lemak, 150 mg kalsium, 0,4 mg zat besi, 0,06 mg vitamin B1, 155 RE vitamin A, dan 285 Kal energi (Daulay, 1991).
Keju lebih sulit dicerna dibanding mentega, karena komposisinya kompleks. Hal ini dapat menyebabkan masalah pencernaan. Tetapi, keju dapat membuat Anda merasa kenyang, karena perlu waktu untuk dicerna di perut.
The American Journal of Clinical Nutrition menyatakan, keju dapat membantu mengurangi beberapa kilogram berat badan. Dinyatakan, perempuan yang mengonsumsi 100 gram keju/hari, lebih cepat menyusut berat badannya dibanding yang tidak mengonsumsi sama sekali.
Kandungan conjugated linoleic acid (CLA) dalam lemak keju menjadi “bahan bakar” sempurna, untuk metabolisme tubuh. CLA merupakan zat antikarsinogen yang membantu menurunkan kadar kolesterol, sehingga dapat mengurangi peradangan dan penumpukan plak di pembuluh darah.
Baca juga : Mengatur Diet Rendah Lemak Cegah Kolesterol Tinggi
Bagi anak, keju adalah camilan sehat. Kandungan asam linolead dan linolenadnya dapat membantu perkembangan serabut-serabut saraf otak. Manfaat lain, berdasar riset Prof. Carlo Leifert dari Newscastel University, Inggris (2007), anak yang biasa mengonsumsi keju dapat terhindar dari risiko asma dan sakit alergi lainnya.
Hasil riset Dr. Machteld Huber dari Louis Bolk Institute, Inggris (2007) membuktikan, ibu hamil yang mengonsumsi keju akan melahirkan anak yang berisiko lebih kecil menderita eksim.
Di peternakan sapi perah di Chivilcoy, Argentina, ada keju khusus untuk kesehatan. “Super susu” ini dihasilkan dari sapi diet. Yaitu sapi yang diberi makan kedelai campur minyak bunga matahari. “Hasilnya, kami mampu mengurangi lemak jenuh dan kolesterol tinggi dalam susu, dan meningkatkan lemak tak jenuh,” ujar Matias Balan, Direktur Teknik Proyek.
Pilih keju rendah lemak atau disebut keju putih. Kadar lemak yang rendah mengakibatkan sedikitnya beta karoten dalam keju. Beta karoten berperan dalam pembentukan warna keju. Makin sedikit beta karoten maka warna keju makin putih, dan sebaliknya (Kelly 2007).
Hindari mengonsumsi keju yang terlalu asin, agar tekan darah tetap terjaga. Kita juga bisa memilih keju rendah lemak, yang kini banyak di jual di pasar swalayan. Roti gandum yang diisi seiris keju bisa menjadi camilan atau sarapan sehat Anda. (jie)