bubuk selulosa lindungi saluran napas dari debu dan virus

Bagaimana Mekanisme Bubuk Selulosa Lindungi Saluran Napas dari Debu dan Virus

Saluran napas merupakan ‘pintu masuk’ berbagai polutan, virus, bakteri dan zat asing ke dalam tubuh. Penelitian menyatakan menyemprotkan bubuk selulosa akan menciptakan lapisan pelindung di permukaan hidung bagian dalam.

Selulosa (cellulose) sejatinya adalah komponen struktur utama dinding sel tanaman. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selusosa, misalnya 90% dari komponen kapas adalah selulosa, sedangkan di kayu sekitar 40-50%. 

Selulosa dan turunannya (dalam bentuk eter atau ester) sering digunakan dalam produk campuran dan industri farmasi untuk berbagai tujuan. Di antara kegunaannya, yang paling sering dilaporkan adalah sebagai zat peningkat kekentalan dalam formulasi topikal (oles).

Lantas apa hubungannya dengan perlindungan saluran napas, utamanya di hidung? Estri, S.Si, Apt, dari Menarini Indonesia (salah satu perusahaan farmasi internasional) menjelaskan, bila bubuk selulosa (hypercellulose powder) akan menjadi gel yang melindungi permukaan dalam hidung, bila disemprotkan ke hidung.

Hypercellulose powder (dalam produk semprot hidung Quixx) akan menjadi gel yang membentuk lapisan pelindung di permukaan dalam hidung, untuk menangkap udara kotor, kuman dan bakteri yang masuk,” urai Estri, dalam webinar apoteker, Rabu (20/1/2021).

Ia menambahkan, bubuk selulosa akan bekerja cepat (membentuk lapisan pelindung) dalam dua menit dan efeknya perlindungannya bertahan hingga delapan jam.

Efek perlindungan bubuk selulosa sudah diteliti di berbagai studi internasional; tercatat telah memiliki 36 uji klinis. Riset di International Archives of Allergy and Immunology 2014 membuktikan bila semprotan hidung (nasal spray) dengan zat aktif bubuk selulosa efektif mengurangi gejala alergi sebanding dengan efek yang didapatkan dari nasal spray yang mengandung steroid atau obat anti-alergi (antihistamin).

Studi lain dilakukan oleh J.C Emberlin dari National Pollen and Aerobiology Research Unit, Institute of Health, University of Worcester, di Inggris. Peneliti bermaksud mengetahui apakah ada perbedaan signifikan dalam jumlah dan jenis obat untuk penderita hay fever (rhinitis alergi; bersin pilek karena alergi) saat menggunakan bubuk selulosa atau plasebo.

Tujuan kedua adalah untuk melihat apakah bubuk selulosa memperbaiki gejala alergi. Riset tahun 2004 ini mendapati jumlah obat penolong yang diminum oleh kelompok plasebo secara signifikan lebih banyak, daripada kelompok selulosa.

Mereka menyimpulkan bahwa pemakaian bubuk selulosa mengurangi kebutuhan minum obat penurun gejala alergi.

Studi lain - secara in vitro – menunjukkan bahwa bahan aktif selulosa dalam semprotan hidung bahkan mampu menurunkan produksi virus H5N1 (flu burung) di saluran napas secara signifikan.

Estri menambahkan bila bubuk selulosa bukanlah steroid, sehingga bisa digunakan untuk jangka panjang, dan dipakai sebelum terpapar alergen (penyebab alergi).

Semprot hidung dan masker

Di masa pandemi ini memakai masker adalah keharusan. Tetapi masker hanya menutup, tidak bisa mengurangi gejala gangguan pernapasan. Tidak juga bisa memroteksi semua jenis partikel udara kotor. Selain itu, virus/bakteri bisa menempel di pori-pori kain.

Di sinilah perlu memberi perlindungan ekstra dengan nasal spray yang mengandung bubuk selulosa. “Nasal spray akan memberi perlindungan tambahan untuk saluran napas. Semprotkan sebelum memakai masker. Bisa digunakan 3-4 kali sehari, aman untuk anak di atas 2 tahun, termasuk ibu hamil dan menyusui. Efektif mengurangi gejala gangguan pernapasan seperti bersin, hidung berair atau tersumbat,” pungkas Estri. (jie)