3S, Rahasia Menjaga Kesehatan Tulang dan Mencegah Osteoporosis

3S, Rahasia Menjaga Kesehatan Tulang dan Mencegah Osteoporosis

Osteoporosis (keropos tulang) adalah masalah serius. Tulang yang keropos rentan mengalami fraktur atau patah. “Bila sampai terjadi patah tulang, aktivitas fisik akan terhambat. Kondisi mental dan emosional pun terganggu,” ujar Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, ahli gizi medis dari Universitas Indonesia – RSCM, Jakarta. Menjaga kesehatan tulang tidak boleh diabaikan.

Orang yang mengalami osteoporosis memiliki risiko patah tulang hingga 3x lipat. Jangan anggap enteng, patah tulang juga bisa menimbulkan kematian. “Yang paling ditakutkan adalah patah tulang panggul. Orang bisa meninggal karena harus berbaring lama di tempat tidur,” lanjut Prof. Tati, dalam diskusi daring bersama CDR beberapa waktu lalu.

Menjaga kesehatan tulang dengan 3S

Puncak kepadatan tulang terjadi hingga usia 30 tahun. Hingga usia inilah kita perlu “menabung” massa tulang. Usia 40 tahun, perlahan tapi pasti kita mulai kehilangan massa tulang. Untuk itu, “tabungan” tulang harus kita optiimalkan agar di usia tua nanti, tulang masih cukup kuat dan sehat.

Menjaga kepadatan tulang butuh komitmen. Sebenarnya tidak sulit, asal kita bersungguh-sungguh. Sederhananya, menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis bisa dirumuskan menjadi 3S.

1. Saatnya mulai dari dini 

Menabung tulang dimulai sejak janin masih di dalam kandungan ibu. “Nutrisi ibu saat hamil akan memengaruhi kepadatan tulang anak sampai ia dewasa,” ujar Prof. Tati. Begitu bayi lahir, pertumbuhannya sangat pesat, dan kebutuhan kalsiumnya pun meningkat pesat. Segala upaya untuk mencapai kepadatan massa tulang optimal harus dilakukan sedini mungkin; ingat kesempatan kita menabung tulang hanya sampai usia 30.

2. Sediakan nutrisi dan terapkan pola hidup sehat

Kepadatan tulang akan mencapai titik optimal bila kebutuhan kalsium dan berbagai nutrisi lainnya terpenuhi. Meski terlihat keras, tulang tetaplah jaringan yang hidup dan dinamis, seperti organ tubuh lainnya. Tulang mengalami perombakan atau remodeling dengan proses penghancuran maupun pertumbuhan sel tlang secara seimbang. “Tulang bisa memperbaiki diri sendiri asalkan kita memberi bahan-bahannya,” ucap Prof. Tati.

Bahan pembentuk tulang antara lain mineral seperti kalsium, serta protein. Terapkan pola makan gizi seimbang, dengan sumber makanan yang segar. “Selain itu, lakukan pula latihan fisik yang teratur dan terukur, yang akan mengirimkan sinyal untuk remodeling tulang, mana yang butuh perbaikan,” tuturnya. Utamakan latihan yang menimbulkan beban pada tulang, seperti berjalan kaki, dan latihan angkat beban.

3. Suplementasi dengan vitamin D dan kalsium

Kalsium adalah bahan utama pembangun tulang. Namun kalsium saja tidaklah cukup. “Tubuh perlu vitamin D untuk menyerap kalsium,” imbuh Prof. Tati. Kita memiliki pro vitamin D di kulit, yang akan aktif menjadi vitamin D saat terpajan sinar ultraviolet B.

Betapa beruntung, negeri kita dilimpahi cahaya matahari setiap hari, sepanjang tahun. Cukup berjemur selama +15 menit. Ironinya, cukup banyak yang kekurangan vitamin D, karena jarang terkena paparan sinar matahari secara langsung. Pertimbangkanlah konsumsi suplemen vitamin D dan kalsium bila merasa asupan sehari-hari kurang.

Suplemen dengan tambahan vitamin C memiliki nilai plus. Vitamin C membantu mencegah hilangnya massa tulang, dengan merangsang pertumbuhan kolagen pada matriks tulang. Vitamin C juga diketahui bekerja sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas, yang bisa memicu osteoporosis. (nid)

__________________________________________

Ilustrasi: Food photo created by freepic.diller - www.freepik.com