Waspadai Komplikasi Diabetes | OTC Digest

Waspadai Komplikasi Diabetes

Diabetes bisa menimbulkan komplikasi pada banyak organ tubuh. Serangan jantung dan stroke adalah dua komplikasi tersering yang menyebabkan kematian. Selain itu berisiko menyerang sistem saraf dan mengakibatkan gangguan ginjal.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyatakan sekitar 5,7 juta penduduk Indonesia menderita diabetes. Mereka yang berisiko tinggi menderita diabetes adalah memiliki riwayat keluarga menderita diabetes (orangtua, saudara kandung), berusia lebih dari 45 tahun, gemuk, kolesterol tinggi, menderita darah tinggi (>140/90 mmHg atau sedang minum obat).

Demikian pula dengan mereka dengan riwayat penyakit kardiovaskular (jantung, stroke), wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat >4kg, wanita yang mengalami diabetes selama kehamilan, atau sukar hamil karena menderita penyakit sindroma polikistik ovarium, kurang aktivitas fisik dan merokok.

“70-80% menyebabkan komplikasi berupa sakit jantung dan stroke. Kemudian 30% menyebabkan gagal ginjal, sekitar 60% dengan gangguan saraf (neuropati),” papar dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD, dari Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI.

 

Stroke & sakit jantung

Diabetesi (penyandang diabetes) berisiko terserang serangan jantung dan stroke 2 kali lebih sering dibanding orang normal. Sayangnya kematian akibat sakit jantung karena diabetes meningkat 2-4 kali dibanding non-diabetes.

“Glukosa darah yang tinggi dalam pembuluh darah menyebabkan lapisan dalam dinding pembuluh darah rusak. Di satu sisi menyebabkan perubahan sifat kolesterol jahat (LDL : low density lipoprotein), menjadi lebih mudah menempel/menumpuk di dinding pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik (HDL : high density lipoprotein) terganggu produksinya.

“Hal ini mengakibatkan penumpukan lemak dan gangguan kelenturan dinding pembuluh darah. Terjadi kondisi yang disebut aterosklerosis,” tambah dokter yang juga praktek di RS. Pondok Indah, Jakarta ini. 

Aterosklerosis menyebabkan gangguan aliran darah menuju organ, di antaranya jantung dan otak. kerusakan otot jantung yang luas dapat menyebabkan jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh, berisiko kematian mendadak.

 

Mata

Pada stadium awal (retinopati non-proliferatif), pembuluh mata menjadi berlubang-lubang dan isinya merembes ke dalam retina, menyebabkan penglihatan kabur.

Stadium lanjut - disebut retinopati proliferatif – terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru di mata. pembuluh darah baru ini rapuh dan gampang terjadi kebocoran darah menuju retina dan lensa. Jika dibiarkan dapat berakhir pada kebutaan. “Bisa diatasi dengan terapi laser,” tambah dr. Wismandari.

 

Ginjal

Komplikasi ke ginjal tergantung dari faktor genetik, kontrol gula darah dan tekanan darah. Ginjal adalah organ penyaring, dengan tingginya glukosa darah secara menahun akan merusak kemampuan ginjal menyaring produk yang tidak diperlukan tubuh. Terjadi kebocoran protein – terdeteksi dengan adannya protein dalam urin.

Jika terjadi terus-menerus, ginjal memerlukan terapi pengganti dengan “cuci darah” atau transplantasi ginjal.

 

Saraf

Gangguan saraf terjadi pada 60% penderita diabetes menahun. Penderita merasa kesemutan, baal dan / atau nyeri. Gangguan saraf ini memudahkan diabetesi mengalami luka tanpa disadari. Luka pada kaki yang tidak tertangani dapat berujung pada amputasi, risikonya 25 kali lebih besar dibanding non diabetes. (jie)

 

Baca juga: Diabetes Tingkatkan Risiko Kanker