Waspada Alzheimer! | OTC Digest

Waspada Alzheimer!

Peningkatan yang luar biasa pada angka harapan hidup  selama abad 20, telah menjadikan Alzheimer penyakit yang umum menyerang usia lanjut (lansia). Kehilangan ingatan, kognitif, penalaran dan stabilitas perilaku, mengarah pada demensia global dan kematian dini pasien.

Penyakit alzheimer adalah penyakit neurogeneratif yang ditandai dengan kerusakan fungsi kognitif dan perubahan perilaku yang secara signifikan mempengaruhi fungsi sosial dan pekerjaan. Alzheimer merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan waktu preklinis lama dan progresif. 

Penyakit ini paling banyak terjadi pada individu usia lebih dari 60 tahun. Beberapa alzheimer dapat muncul pada awal dekade ketiga, jika memiliki riwayat keluarga dengan onset awal, namun kasusnya kurang dari 10% dari keseluruhan alzheimer. Pada alzheimer terdapat plak yang berkembang di hippokampus, struktur otak yang berfungsi untuk membentuk memori, dan di area otak lainnya yang berperan dalam proses berfikir serta membuat keputusan. 

Penyakit alzheimer dapat dibagi menjadi periode preklinik, ringan, sedang dan berat. Masing-masing periode memiliki tanda dan gejala, serta keparahan berbeda-beda. Pada penyakit Alzheimer preklinis, pasien masih memiliki tampakan normal, fisik maupun status mental. Namun beberapa bagian otak khusus sudah mengalami kerusakan, lama sebelum kemunculan tanda dan gejala alzheimer.

Alzheimer sedang memiliki tanda dan gejala seperti kehilangan ingatan, kebingungan mengingat tempat yang familiar, lambat melakukan aktivitas harian, kesulitan memegang uang dan membayar, sulit membuat keputusan, kehilangan spontanitas dan rasa inisiatif, dan perubahan mood serta peningkatan rasa cemas.  Tanda dan gejala periode sedang yaitu peningkatan hilang ingatan dan kebingungan, sulit mengingat anggota keluarga, kesulitan dalam bahasa seperti membaca, menulis dan berhitung, melakukan gerakan yang berulang-ulang, halusinasi dan kesulitan gerak.

Pasien dengan Alzheimer parah sudah tidak bisa mengenali keluarga, orang terdekat dan tidak dapat berkomunikasi secara efektif. Mereka sangat bergantung pada orang lain dan kehilangan semua kemampuan merasa. Pada periode akhir, biasanya pasien hanya bisa berbaring di tempat tidur sepanjang waktu. Kematian sering disebabkan karena penyakit lain, yang tersering adalah pneumonia.

Sampai saat ini diagnosis penyakit alzheimer hanya bisa ditegakkan secara definitif, dengan melakukan biopsi otak. Untuk praktik klinis, diagnosis ditegakkan dengan melihat riwayat dan temuan dalam tes status mental. Maka, segera periksa ke dokter bila mengalami tanda dan gejala Alzheimer agar dapat terdeksi lebih awal. (Ade Saputri, Mahasiswa FK UGM)