Dengan tes sederhana ini bisa diketahui, apakah tubuh mengalami keracunan atau ada penyakit degeneratif.
Namanya tes Romberg. Caranya lebih mudah daripada tes keseimbangan. Berdiri normal, kedua tangan rapat di sisi kanan dan kiri, pejamkan mata beberapa saat (sekitar 10 detik). Mereka dengan kondisi kesehatan optimal, mampu berdiri tegak tanpa merasa akan jatuh. Variasi tes ini dengan sedikit memajukan salah satu kaki, atau satu kaki berada di depan yang lain membentuk garis lurus.
Tes Romberg adalah tes positioning, untuk merasakan keberadaan tubuh kita di alam. Dalam keadaan ini, tubuh membutuhkan sensor akurat dari sendi-sendi, otot dan fungsi ruas/tulang punggung yang sehat. Dengan memejamkan mata, kita lebih mungkin merasakan posisi anggota-anggota tubuh.
Tubuh yang tidak seimbang dengan mata tertutup, merupakan tanda ataxia,yakni penyakit degeneratif saraf motorik, karena gangguan pada otak kecil atau tulang belakang. Bisa juga menandakan neuropati diabetika (gangguan saraf tepi karena diabetes), multiple sklerosis, gangguan organ pendengaran (di kuping bagian dalam) atau penyakit degeneratif lain. Tes Romberg kerap digunakan untuk melihat gejala keracunan, misalnya pada pemakaian narkoba dan konsumsi miras.
Studi oleh Johnson BG, et al. melihat bahwa tes ini juga dapat digunakan sebagai penanda gejala ringan mountain sickness. Penelitian ini ditulis dalam Wilderness & Environmental Medicine Journal, tahun 2005.
Segera ke dokter, jika Anda jatuh saat melakukan tes ini. Terutama jika dibarengi gejala lain seperti kebas atau kesemutan di kaki/tangan.
Langkah-langkah tes Romberg:
1. Buka alas kaki dan berdiri tegak dengan kaki sejajar. Tangan di samping tubuh.
2. Pertama-tama berdiri dengan mata terbuka selama 10 detik, kemudian pejamkan mata 10 detik.
Lakukan tes di ruangan yang tenang, karena suara di sekitar dapat mempengaruhi hasil. (jie)