Singkong Camilan Antikanker 1 | OTC Digest

Singkong Camilan Antikanker 1

Jangan sepelekan singkong. Menurut penelitian, singkong mengandung zat  menakjubkan yang dapat melawan sel kanker. Singkong tak hanya mengenyangkan tapi juga dapat menyembuhkan.

Berkaca dari Afganistan, kekayaan seseorang diukur dari jumlah pohon aprikot yang dimiliki. Mereka makan buah aprikot, juga bijinya. Ternyata masyarakat wilayah ini jarang menderita kanker. Biji buah apricot mengandung vitamin B17.

Sayangnya aprikot tidak tumbuh di Indonesia. Bahan pangan lain yang mengandung vitamin B17 ternyata adalah singkong. Pengobatan kanker menggunakan singkong, salah satunya dilakukan Prof. Manuel Navarro dari the San Thome Medical College of the University of Manila. Ia berhasil menyembuhkan lebih dari 500 pasien kanker, hanya dengan singkong.

Prof. Navarro menggunakan singkong yang panjangnya sekitar 4 inci, diameter sekitar 2-3 inci. Dibersihkan, potong-potong kecil kemudian dihaluskan (diblender), dengan menambahkan dua cangkir air selama dua menit. Campuran air dan singkong itu menjadi semacam susu. Tuangkan dalam gelas dan masukkan ke lemari es selama dua jam. Endapannya yang sebagian besar berisi karbohidrat, tidak dimanfaatkan. Cukup tuangkan cairan bagian atas endapan ke dalam gelas. Minum setengahnya di pagi dan setengahnya lagi di sore hari.

 

Vitamin B17

Vitamin B17 disebut juga Amygdaline, ditemukan pada banyak biji buah-buahan, seperti apricot, plum, apel atau almond. Juga pada ketela pohon atau singkong.  Jika “dipecah”, amygdaline terdiri dari glukosa, benzaldehida dan asam hidrosianik (hidrogen sianida). Zat terakhir ini dikenal sebagai zat aktif yang meracuni semua sel. Zat ini menjadi sangat aktif ketika bersinggungan dengan sel kanker.

Sel kanker adalah sel yang belum matang dan memiliki enzim yang berbeda dengan enzim normal. Ketika vitamin B17 digabung dengan enzim  sel normal, B17 akan terurai menjadi 3 jenis gula. Tetapi ketika tergabung dengan enzim sel kanker, B17 terurai menjadi 1 gula, 1 benzaldehida dan 1 asam hidrosianik.

Prof. Monica Hughes  dari Newcastle University yang meneliti hubungan antara ketela pohon dengan kanker selama tujuh tahun, berusaha meng-clone gen ketela yang bertanggungjawab pada produksi asam hidrosianik. Tujuannya untuk mengurangi efek dari sianida, sehingga tidak meracuni manusia.

Ia bersama tim peneliti dari Madrid berusaha memodifikasi gen tersebut, dan membuatnya ke dalam bentuk retrovirus. Virus tersebut diinjeksikan selama satu minggu pada tikus percobaan yang dibuat menderita tumor otak. Hasilnya didapati, tumor otak pada tikus percobaan ‘terhapus’ total.

Tim peneliti mendapati alasan tumor secara cepat dapat dihancurkan, karena rotavirus pun mempengaruhi sel di sekitar sel kanker. Dalam penelitian awal, adalah asam hidrosianik yang diduga membunuh sel kanker secara local. Penelitian lanjutan menunjukkan bahwa benzaldehida yang mengerjakannya.

Mekanisme kedua adalah asupan vitamin B17, yang membentuk tripsin dan kimotripsin dalam tubuh. Keduanya akan memecah enzim yang mengelilingi sel kanker, sehingga sel darah putih dapat mengidentifikasi dan membunuh sel kanker tersebut.

Pada uji laboratorium diketahui, ternyata vitamin B17 bekerja secara berkesinambungan dengan vitamin A, C, E, dan B15, enzim pankreas, serta enzim lain dalam mengurai sel-sel kanker pada tubuh. (jie)

 

Baca juga: Singkong Camilan Antikanker 2