Penyakit diabetes melitus (DM) banyak terjadi di dunia. Indonesia merupakan negara ke-4 dengan prevalensi diabetes tertinggi setelah India, China dan Amerika Serikat. Obat metformin dengan dosis yang tepat, terbukti dapat menurunkan risiko kematian dan kecacatan dalam jangka panjang.
WHO memperkirakan, jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesiaakan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa 2030 mendatang. Obat antidiabetik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD, menegaskan, “Pengobatan yang teratur dengan metformin dalam dosis yang tepat, dapat memperlambat komplikasi kerusakan organ, terutama melindungi fungsi kardiovaskular.”
Prospective Diabetes Study di Inggris menunjukkan, penderita DM tipe 2 yang diterapi dengan metformin selama 20 tahun, mendapat manfaat proteksi kardiovaskular lebih baik. Yakni mengurangi risiko kematian akibat diabetes 42%, menurunkan risiko stroke 41%, dan menekan risiko serangan jantung 39%.
Metformin adalah obat antidiabetes oral pilihan pertama untuk penderita DM tipe 2, khususnya untuk yang kelebihan berat badan, serta penderita diabetes dengan fungsi ginjal normal. Metformin digunakan untuk penderita diabetes yang terdiagnosis setelah dewasa. Obat ini dapat digunakan sebagai terapi kombinasi pada penderita yang tidak responsif pada terapi tunggal sulfonilurea. Kadang digunakan untuk mengurangi dosis insulin.
Prof. Sidartawan dalam acara “Optimizing Patient Benefit in Type-2 Diabetes Management” di Jakarta beberapa waktu lalu menegaskan, penderita diabetes sebaiknya konsultasi ke dokter secara teratur. Hal itu dimaksusdkan agar dokter dapat memantau kondisi pasien, dan menyesuaikan dosis obat bila diperlukan. (jie)