Fibrilasi atrium dapat dicegah dengan dua tahap. Pencegahan primer dilakukan sebelum penyakit ini muncul, pencegahan sekunder bagi yang pernah mengalami FA.
Fibrilasi atrium (FA) berhubungan erat dengan penyakit-penyakit lain, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi dan hipertiroid. Menurut dr.H. Salim Haris, SpS (K), FA dapat dicegah. Pencegahan primer yang pertama adalah dengan mengontrol penyakit-penyakit tersebut.
Kedua, dengan menerapkan gaya hidup jantung sehat dan menjaga tekanan darah. American Heart Association (AHA) menganjurkan beberapa langkah, meliputi konsumsi makanan sehat terutama yang dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Hindari makanan rendah lemak jenuh, lemak trans dan diet rendah garam. Stop merokok, kontrol kadar kolesterol, hindari alkohol dan kafein berlebihan.
“Pembentukan plak di pembuluh darah bisa terjadi sejak usia 9 tahun, karena kebiasaan makan yang buruk. Fast food bukannya tidak boleh, tapi harus dibatasi,” tegas dr. Salim.
Direkomendasikan mengonsumsi nasi dari beras merah/hitam, kentang atau sereal gandum sebagai sumber karbohidrat kompleks. Perbanyak sayur, buah dan kacang-kacangan. Kacang merah dianjurkan 3 cangkir /minggu. Makanan ini tinggi asam lemak omega-3, yang membantu mengangkut kolesterol jahat dalam pembuluh darah. Kacang ini tinggi potasium, yang membantu jantung berdetak dengan baik. Juga dapat mencegah melonjaknya gula darah karena kandungan seratnya tinggi. Dalam 100 gram kacang merah kering, terkandung 4 gram serat, yang larut air dan yang tidak larut air.
Riset yang diterbitkan Archives of Internal Medicine menyatakan, mereka yang biasa mengonsumsi serat 21 g/ hari (kebutuhan harian 25g serat/hari), risiko penyakit jantung koroner turun hingga 12% dibanding mereka yang hanya mengonsumsi 5 g serat/ hari. Studi ini dilakukan pada 10.000 orang Amerika dan diamati selama 19 tahun.
Untuk protein hewani, pilih daging putih (unggas dan ikan) daripada daging merah (sapi, kambing) karena mengandung lebih sedikit lemak. Satu butir telur /hari dianggap aman untuk jantung. Minyak goreng dengan titik asap tinggi sangat dianjurkan saat harus menggoreng. Titik asap adalah ambang batas kemampuan minyak goreng menahan panas saat dipakai menggoreng, sebelum struktur kimiawinya rusak.
Jika menggoreng melebihi titik asap, kandungan lemak tak jenuh (lemak sehat) dalam minyak goreng berubah menjadi minyak jenuh. Selain itu menghasilkan senyawa-senyawa lain yang berisifat karsinogenik. Sebagai informasi, saat menggoreng suhu wajan dapat mencapai 177-221°C.
Minyak goreng yang baik yakni yang memiliki titik asap tidak kurang dari 215°C. Minyak goreng dengan titik asap tinggi antara lain minyak bekatul (254°C), minyak canola (242°C), minyak kacang kedelai (241°C) dan minyak biji bunga matahari (246°C). Sementara minyak zaitun (olive oil) tidak disarankan untuk menggoreng, karena titik asapnya rendah (±190°C).
Langkah pencegahan ketiga adalah dengan olahraga. “Exercise tidak hanya membuka pembuluh darah yang tertutup, tapi juga memperbaiki sistem imun tubuh,” kata dr. Salim.
Vitamin jantung
Riset menunjukkan, vitamin D bermanfaat untuk tulang dan juga jantung. Peneliti mendapati bahwa suplemen vitamin D, dapat meningkatkan kemampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh pada penderita gagal / lemah jantung. Penelitian dilakukan oleh tim dari Leeds Teaching Hospitals, Inggris. Sebanyak 163 pasien gagal jantung berusia 70-an tahun, diberi 100 mikrogram tablet vitamin D, atau pil plasebo berisi gula setiap hari selama setahun. Indikator kunci dalam pengukuran itu adalah jumlah darah yang dipompa dari bilik jantung per denyut.
Pada orang dewasa normal ukurannya (jumlah darah yang dipompa) berkisar 60-70%, tetapi hanya seperempat dari darah di jantung yang berhasil dipompa keluar pada pasien gagal jantung. Partisipan yang mendapat tablet vitamin D, kemampuannya meningkat menjadi 34%.
Studi ini juga memperlihatkan, jantung partisipan yang mendapat tablet vitamin D menjadi lebih kecil. Ini adalah petunjuk bahwa jantung menjadi lebih kuat dan efisien. Namun tim peneliti tidak bisa memastikan, bagaimana mekanisme vitamin D dalam mempengaruhi kerja jantung yang lemah. Diperkirakan setiap sel jantung merespon vitamin D dengan baik. Riset ini dipresentasikan dalam pertemuan American College of Cardiology.
Penelitian ini didasari fakta bahwa rata-rata lansia (lanjut usia) di Inggris memiliki kadar vitamin D rendah, bahkan saat musim panas. Mereka menghabiskan waktu lebih sedikit di luar ruangan,membuat kemampuan kulit mereka untuk memroduksi vitamin D kurang efektif. Seperti diketahui, gagal jantung dan fibrilasi atrium saling berhubungan. FA dapat menyebabkan gagal jantung, demikian pula sebaliknya.
Pencegahan sekunder
Pada penderita yang telah mengalami FA, pencegahan dilakukan dengan pemberian obat-obatan. Tujuannya untuk mencegah FA berulang (pencegahan sekunder). Menurut Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), pemberian obat terbagi dalam 4 fase. Pertama, obat pengencer darah (antikoagulan) untuk mencegah stroke. Terdapat beberapa obat antikoagulan yang biasa diresepkan dokter, seperti warfarin, penghambat trombin dan faktor Xa.
Kedua, mengontrol supaya laju jantung tidak menjadi cepat. Diberi obat yang dapat memelankan denyut jantung. Hal ini mencegah terjadinya gagal jantung, serangan jantung danmemperkecil risiko demensia.
Ketiga, mengusahakan mengembalikan ke irama normal (ritme sinus), dengan obat atau tindakan ablasi. Ablasi dilakukan pada penderita FA yang tidak merespons baik obat-obatan. Ablasi berarti menghancurkan. Pada jantung tindakan ablasi dilakukan untuk menghancurkan atau ‘membakar’ satu atau beberapa areal kecil di jantung, yang menjadi sumber timbulnya masalah irama jantung.
Keempat, melakukan terapi upstream untuk mencegah kekambuhan AF setelah irama jantung sudah normal. “Pada terapi keempat ini, obat-obat penurun kolesterol seperti statin, juga berpengaruh untuk mencegah FA, karena dapat memperbaiki sel-sel endotel pembuluh darah,” ujar Dr. Yoga. (jie)