kekurangan_defisiensi_vitamin_b12_asam_folat_sebabkan_anemia

Kurang Vitamin B12 dan Asam Folat Berisiko Sebabkan Anemia

Selama ini kita banyak mengenal vitamin B sebagai vitamin saraf, tetapi ternyata vitamin B12 dan B9 (asam folat) juga berperan dalam produksi sel darah merah. Kecukupan asupan kedua vitamin tersebut bisa mencegah munculnya anemia.

Anemia merupakan suatu kondisi yang berkembang saat tubuh tidak mendapat cukup sel darah merah atau hemoglobin. Sel darah merah bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh menggunakan protein yang disebut hemoglobin.

Anemia bisa pula dipicu karena ketidaknormalan bentuk atau produksi sel darah merah sehingga tubuh tidak mendapat cukup oksigen.

Gejala umum anemia yang menggambarkan kondisi kekurangan oksigen di seluruh tubuh adalah 5 L: letih, lesu, lemah, lalai dan lelah.

“Gejala yang lebih spesifik ditandai dengan sakit kepala sampai kepala seperti berputar, mata berkunang-kunang. Pada keadaan lebih berat, mata, bibir, kulit bahkan kuku tampak pucat,” papar dr. Yustina Anie Indriastuti, MSc, SpGK, dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI). 

Lantas kenapa vitamin B12 dan asam folat penting?

Dalam risetnya, Kerbs MO, dkk., (dalam jurnal Trends of Molecular Medicine 2009) membuktikan bila vitamin B12 dan B9 (asam folat) berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh.

Tubuh kita membutuhkan asam folat untuk sintesis, perbaikan dan metilasi DNA. Vitamin B12 diketahui juga penting untuk memasok kelompok-kelompok metil esensial untuk sintesis protein dan DNA.

Asam folat bekerja erat dengan vitamin B12 dalam membuat sel darah merah dan membantu fungsi zat besi dengan baik di dalam tubuh. Kedua vitamin tersebut bertindak sebagai kofaktor dalam banyak reaksi vital biologis.

Studi yang dilakukan oleh Martha Savarria Morris, dkk, menggambarkan pentingnya vitamin B12 dan asam folat dan hubungannya dengan anemia pada lansia. Sebanyak 1459 lansia diteliti kadar serum folat dalam darah dan vitamin B12 yang berhubungan dengan kasus anemia, makrositosis (pembesaran ukuran sel darah merah) dan gangguan kognitif.

Peneliti menyimpulkan lansia dengan kadar vitamin B12 dan serum folat rendah dihubungkan dengan anemia dan gangguan kognitif. Riset ini dimuat di American Journal of Clinical Nutrition 2007.

Penyebab kekurangan vitamin B12 dan B9

Defisiensi vitamin B12 dan asam folat bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti :

  1. Penyakit crohn atau peradangan seluruh lapisan dinding sistem pencernaan, dari mulut hingga anus. Atau karena infeksi parasit di usus dan infeksi HIV.
  2. Kondisi medis lain seperti penyakit celiac dan tropical sprue (sariawan tropikal), di mana lapisan usus halus abnormal sehingga menyebabkan malabsorbsi berbagai zat gizi, termasuk vitamin B12 dan folat. 
  3. Konsumsi alkohol berlebihan akan mengganggu penyerapan folat dalam tubuh, serta meningkatkan pengeluaran folat melalui urin.
  4. Obat-obatan seperti proton pump inhibitors (PPIs) untuk mengurangi produksi asam lambung, dan obat antikonvulsan (obat kejang) bisa menyebabkan gangguan penyerapan vitamin di dalam tubuh.
  5. Usia tua. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat lebih sering terjadi pada lansia, mempengaruhi sekitar 1 dari 10 orang berusia > 75 tahun, dan 1 dari 20 orang berusia 65-74 tahun.

Lantas apa yang dilakukan?

Sebagian besar kasus kekurangan vitamin B12 dan folat dapat diobati dengan mudah dengan suntikan atau suplementasi vitamin.

Dalam beberapa kasus, meningkatkan pola makan dapat membantu mengobati kondisi dan mencegahnya kembali. Vitamin B12 banyak ditemukan dalam daging, ikan, telur, produk susu, ekstrak dan makanan fortifikasi. Sementara sumber folat terbaik termasuk sayuran hijau, seperti brokoli, kubis brussel dan kacang polong. (jie)

Baca juga : Anemia Walau Sudah Makan Sehat? Jangan-Jangan Ada Luka Di Usus