Kurang Minum, Produktivitas Kerja Menurun | OTC Digest

Kurang Minum, Produktivitas Kerja Menurun

Menurut Global Competitiveness Index, produktivitas pekerja Indonesia di urutan 34 dari 148 negara; kalah produktif dibanding pekerja dari Kamboja dan Vietnam. Di iklim tropis, pekerja berisiko mengalami  heat stress (tekanan panas), khususnya pekerja bidang pertanian, industri pengolahan dan berbagai usaha lain.

Bagaimana meningkatkan produktivitas kerja? Caranya sederhana: cukup minum.  Kurang minum menyebabkan cepat lelah, kurang konsentrasi dan kram otot. Produktivitas menurun dan bisa terjadi kecelakaan kerja. “Selanjutnya, bisa terjadi penurunan fungsi ginjal; 50+ ribu orang gagal ginjal/tahun dan harus cuci darah seminggu 2x,” papar dr. Anung Sugihantono, Mkes, Direktur Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan RI.

Mereka yang bekerja di ruangan ber-AC, juga berisiko dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Bahkan menurut dr. Nusye Edithe Zamsiar, MS, Sp.OK., Ketua Umum Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), ”Pekerja yang tidak terpapar panas, tingkat dehidrasi lebih tinggi.”

Survei di pabrik sepatu (tidak terpapar panas) terjadi dehidrasi sedang - berat 30%. Di pabrik gerabah (terpapar panas ) hanya sekitar 26%. Forum Komunikasi Dokter Perusahaan mendapati, banyak pekerja kantoran memiliki kristal di urin walau belum terjadi batu ginjal. “Karena kurang minum,” papar dr. Nusye.

Suhu rendah, penguapan cairan lewat kulit tetap terjadi. Di ruangan ber-AC, jarang terasa haus sehingga lupa minum. Kadang malas minum, karena jadi sering ke toilet. Yang mengkhawatirkan, kebiasaan minum energy drink, susu, kopi, dan minuman manis. Menurut dr. Nusye, minuman itu  membuat jantung bekerja lebih cepat. Juga, berpengaruh ke ginjal dan organ lain. “Sebaiknya minum air putih,” ujarnya.

Kita perlu minum 1500-2000ml/hari. Cairan dari makanan sekitar 400ml dan hasil metabolisme 400ml. Air minum untuk mengganti pengeluaran cairan tubuh: urin sekitar 1500ml, pernapasan 400 ml, kulit 400ml, dan feses 100ml.

Kata dr. Maya Setyawati, MKK, Sp.OK, beberapa faktor mempengaruhi hidrasi pekerja. Antara lain peningkatan suhu lingkungan dan pakaian yang tidak menyerap keringat. Yang beraktivitas sedang – berat, perlu lebih banyak minum dibanding yang beraktifitas ringan. Stres pekerjaan mempengaruhi pengeluaran cairan tubuh,  lewat keringat atau penguapan dari kulit. Saat stres, potensi dehidrasi lebih besar.

Berapa banyak kita harus minum? Pada lingkungan panas atau pekerja berat, perlu  minum > 2,8 liter/hari. Pekerja ringan atau bekerja dengan suhu tidak panas, perlu minum 1,9 liter/hari. “Mudahnya, minum 250cc atau 1 gelas air, setiap jam. Jangan tunggu sampai haus,” kata dr. Maya. (jie)

____________________________________________

Ilustrasi: Water photo created by freepik - www.freepik.com