Gatalnya Infeksi Jamur di Kulit

Gatalnya Infeksi Jamur di Kulit

Jamur kulit adalah masalah yang jamak terjadi di masyarakat, apalagi di daerah yang  beriklim tropis. Jamur bisa tumbuh pada kulit bayi sampai orang dewasa, di bagian  tubuh mana saja dari kepala sampai kaki. Jamur bisa tumbuh di kulit yang lembap misalnya ketiak, selangkangan, sela jari kaki, lipatan kulit, di bawah lipatan payudara, atau di lipatan bokong. Bagian-bagian kulit tersebut selain lembap, juga sering tidak kering setiap kali habis mandi. Pada orang gemuk, daerah paha yang sering tergesek bisa terinfeksi jamur.

Jamur hidup pada lapisan tanduk kulit manusia. Organisme ini melepaskan toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksi berupa bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada  infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit; tergantung pada jenis jamur yang menyerang.

Dijelaskan oleh dr. Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK(K) dari Klinik Sakti Medika, Jakarta, “Kulit manusia terdiri 3 lapis.” Bagian paling luar yakni epidermis (lapisan tanduk/ari) yang terdiri dari beberapa sel dan sel pigmen. Di bawahnya ada dermis, yang berisi pembuluh darah dan saraf, kolagen, kelenjar minyak dan keringat. Pada lapis yang paling bawah terdapat jaringan subkutan, yang merupakan jaringan lemak. 

Infeksi jamur (mikosis) umumnya terjadi di daerah lapisan tanduk. Orang sering menyebutnya panu (Pityriasis versicolor/Tinea versicolor), yang kerap muncul di badan, ketiak, lipatan paha, lengan, tungkai atas, leher, wajah dan kulit kepala. Bentuknya berupa bercak bersisik halus putih hingga kecokelatan.

Adapun kadas/kurap (dermatofitosis) yang terdiri atas Tinea apitis menyerang kulit kepala, Tinea corporis pada permukaan kulit, Tinea cruris pada lipatan kulit, Tinea pedis pada sela jari kaki (athlete's foot), Tinea manus pada kulit telapak tangan, Tinea imbrikata berupa sisik pada kulit di daerah tertentu, dan Tinea unguium  pada kuku. Umumnya berbentuk sisik kemerahan atau putih pada kulit. Sementara pada kuku, terjadi peradangan di sekitar kuku. Bisa menyebabkan bentuk kuku tak rata permukaannya, berwarna kusam, atau membiru.

Infeksi yang terjadi di kulit kepala, akan menjadi ketombe (pitiriasis sika), sementara jika menginfeksi daerah kelamin disebut candidosis. Jamur Candida albicans (C. Albicans) ini banyak menyerang kulit dan vagina. Umumnya tak berbahaya, meski dapat meradang. Kehadirannya ditandai dengan penebalan kulit, peradangan dan sakit saat buang air kecil atau senggama.

Pada anak di bawah 2 tahun, infeksi jamur dapat memperparah kondisi ruam di daerah yang tertutup popok, biasa dikenal dengan eksim susu/ ruam popok. “Sebab awalnya sederhana, karena tidak membersihkan dan mengeringkan dengan benar daerah kelamin setelah pipis atau BAB (buang air besar). Padahal, feses mengandung enzim-enzim pencernaan yang sangat gampang mengiritasi kulit, apalagi pada bayi yang masih rentan. “Kalau sudah terinfeksi jamur, bayi tiap pipis bisa teriak-teriak karena perih,” ujar dr. Tina.

Infeksi jamur yang kerap menyerang pria disebut Jock itch (tinea cruris). Infeksi terjadi pada lipatan kulit di daerah kelamin dan bisa menyebar ke paha dalam bagian atas. Ruam memiliki sisik, pinggiran merah jambu. Jock itch bisa sangat gatal dan mungkin terasa sangat sakit. Infeksi ini bisa berulang jika penyembuhannya tidak tuntas.

Pada kasus “istimewa” seperti penderita HIV/AIDS, infeksi jamur dapat berujung pada kematian, karena rendahnya sistem imun penderita. Jamur candida tercatat paling tinggi menginfeksi penderita HIV. Oral candidosis atau infeksi jamur candida pada mulut, sering merupakan manifestasi awal dari AIDS, dan terlihat pada hampir seluruh pasien AIDS yang tidak diobati. (jie)

____________________________________________

Ilustrasi: Car photo created by pressfoto - www.freepik.com